to the
point aja yaaaa...
Sebenarnya,
tenang atau tidaknya, dan baik atau buruknya hidup kita, tergantung dari hati
kita, seperti yang diungkapkan Rasulullah saw : “Ingatlah bahwa dalam jasad ada
sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya; jika ia rusak,
maka rusaklah jasad seluruhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah
hati.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Hadits
ini menunjukkan betapa pentingnya posisi hati dalam tubuh manusia, hati tidak
hanya sekerat daging, tetapi juga penentu aqidah, penentu budi pekerti dan
penentu keputusan terbesar seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits Arbain
Nawawiyah bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, yang artinya “Mintalah fatwa
kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan hati,
sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun
orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.” (H.R Imam Ahmad bin Hambal dan
Iman Ad-Darani)
Kegundahan
hati yang disebabkan oleh problematika hidup yang penuh dengan konflik,
persoalan-persoalan, keinganan-keinginan duniawi kita dan segala macam
tantangan, bisa menyebabkan hati kehilangan cahaya-Nya sehingga perlu segera
ditemukan terapinya. Allah yang Maha Ar-Rahman dan Ar-Rahim telah memberikan
solusi-solusi kegundahan hati dengan obat mujarab yaitu ayat-ayat dalam
Al-Quran. Salah satu firman-Nya yang artinya “Alif, laam raa. (Ini adalah)
Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap
gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju
jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (Q.S Ibrahim: 1).
Kebanyakan
teman-teman yang curhat bertanya, kenapa saya diuji seperti ini? Sebenarnya
jawaban pertanyaan ini sudah ada di Al Quran di Surah Al-Ankabut ayat : 2-3 :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) hanya dengan
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia pasti mengetahui
orang-orang yang dusta.” (QS. Surah Al Ankabut {29} : 2-3).
Ujian
bisa jadi sebagai sarana untuk meningkatkan iman kita atau sebagai penggugur
dosa-dosa kita. Nabi Muhammad Saw bersabda: “Tak seorang muslim pun yang
ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya,
melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta
menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan
daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai
penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan
yang lebih tinggi.
Kadang
ada dari teman-teman mengeluh, bahwa mereka benar-benar merasa sudah tidak
sanggup lagi menerima ujian-Nya yang terasa begitu berat dan menyakitkan, untuk
teman-teman yang mengeluh dan merasa tidak sanggup menerima ujian-Nya yang
terasa berat dan menyakitkan, cobalah buka Al Quran, dan temukan jawabannya di
surah Al Baqarah ayat 286 sebagai berikut : “Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (QS. Al Baqarah {2}
286). Ini adalah jaminan dari Allah, dan pasti benarnya. Jadi bila ada dari
kita yang masih merasa tidak kuat menerima ujian atau ketetapan-Nya yang terasa
berat dan menyakitkan kita, maka berati kita tidak percaya dengan firman Allah
dan secara tidak langsung kita telah menuduh Allah sebagai pembohong.
Astaghfirullah…
Dan
bila teman-teman masih bingung juga harus bagaimana menghadapi persoalan hidup
yang berat tersebut, maka coba renungkan firman Allah di surah Al Baqarah ayat
45-46 sebagai berikut : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusu’ (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan
bahwa mereka akan kembali pada-Nya. ” (QS. Al Baqarah {2} : 45-46).
Ada
juga dari teman-teman yang curhat dan merasa tidak puas dengan takdir Allah,
karena merasa sudah berusaha sekuat tenaga untuk meraih keinginan tapi tidak
tercapai, maka temukan jawabannya di surah Al-Baqarah ayat 216 : “Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah {2} : 216). Sebaiknya kita tetap selalu
berprasangka baik terhadap Allah Swt Yang Maha mengetahui apa yang paling baik
untuk semua hamba-Nya. Percayalah, Allah lebih mengetahui apa yang paling baik,
paling cocok dan paling tepat untuk kita.
Teman-teman,
memang kadang tidak gampang menerima kenyataan, khususnya yang tidak sesuai
dengan keinginan kita atau yang kita rasakan berat dan pahit. Cuma kalau kita
pikir-pikir, diterima atau tidak, takdir dan ketentuan Allah tetap berlaku.
Tidak ada yang bisa kita lakukan selain menerima dan menghadapi kenyataan serta
berserah diri kepada Allah dan mengembalikan semua kejadian kepada Penguasa
setiap kejadian atau dengan kata lain bertawakkal kepada Allah Swt. Ingatlah,
bahwa Allah tidak akan pernah membebani kita melebihi kemampuan kita.
Dan
kita harus yakin bahwa Allah tidak pernah menyulitkan hamba-Nya dan tidak
pernah membuat Hamba-Nya menderita, pasti ada maksud lain yang ingin Dia
sampaikan dibalik ujian yang diberikan dan pasti ada hikmah yang tersembunyi
yang kadang butuh waktu bagi kita untuk memahaminya. Dan kita harus
yakin dengan seyakin-yakinnya, Allah Swt yang menciptakan kita, pasti sangat
tahu keadaan kita dengan sangat rinci, jadi tidak akan pernah ada dalam
kehidupan kita, beban persoalan yang over dosis. Kita pasti sanggup menerima
semua ujian yang diberikan-Nya, asalkan kita kuat iman dan sabar.
Sebenarnya
yang paling mendasar yang kita perlukan hanyalah kemampuan kita untuk
menenangkan diri disertai dengan Istighfar dan tawakal karena kalau kita
membiarkan kegalauan hati dan pikiran menguasai kita, maka hanya stres yang
akan kita dapatkan.
Handsome
Yusuf r.a cried, Allah is enough for me!
Every
night brings a new day, Allah alleviates all pain
Everything
has its end, Allah is enough for me!
Everything
has its end, Allah is enough for me!
(Syair
Nasheed “Allah is enough for me” by Zain Bhikha)
Hati adalah kekuatan inti manusia. Dia adalah sekerat daging yang mampu
mengalahkan kekuatan jasad seperti yang dikatakan Rasulullah Saw : “Ingatlah
bahwa dalam jasad ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad
seluruhnya; jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Ketahuilah bahwa
segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Hadits ini
menunjukkan betapa pentingnya posisi hati dalam tubuh manusia, tidak hanya
sekedar daging tetapi juga penentu aqidah, penentu budi pekerti dan penentu
keputusan terbesar seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits Arbain Nawawiyah
bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda “Mintalah fatwamu kepada hatimu sendiri.
Kebaikan adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah
apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi
fatwa yang membenarkanmu.” (H.R Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darani).
Berdasarkan
penjelasan hadits kedua diatas maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa hati ibarat
petunjuk kebaikan selama hati kita masih suci dan bersih dan juga bisa jadi
sebagai petunjuk kejahatan ketika hati kita sudah ternoda dengan dosa dan
maksiat. Sebab hati pun memiliki beberapa penggolongan yaitu hati yang bersih
atau suci, hati yang sakit dan hati yang jahat dan hanya hati yang bersih yang
mampu memberikan petunjuk yang benar. Secara sunnatullah sifat hati selalu
berbolak-balik yang mana sesuai sifat dasar manusia yang sering khilaf.
Akibatnya hati kadang-kadang menjadi tenang, nyaman, yakin, percaya akan Allah,
dan stabil tapi kadang-kadang pula dia menjadi terbalik; menjadi liar, gelisah,
gundah, resah, tidak nyaman dan tidak stabil. Inilah kombinasi hati manusia.
Kegundahan
hati yang disebabkan oleh problematika hidup yang penuh dengan konflik,
persoalan dan tantangan bisa menyebabkan hati kehilangan cahaya-Nya dan nurani
kebaikan sehingga perlu segera ditemukan terapinya. Olehnya Allah yang Maha
Ar-Rahman dan Ar-Rahim telah memberikan solusi-solusi kegundahan hati dengan
obat mujarab yaitu Al-Quran Karim. Salah satu firman-Nya “Inilah adalah
Al-Quran yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau dapat mengeluarkan
manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan seizin Allah
menuju jalan Allah yang Maha Perkasa dan Maha Terpuji.” (Q.S Ibrahim: 1).
Banyak ayat-ayat Al-Quran yang dapat dijadikan terapi kegundahan hati, sebagai
obat pelipur jiwa dan penenang kalbu, berikut beberapa petikannya :
KENAPA
AKU DIUJI?
Surat
Al-Ankabut: 2-3
“Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) hanya dengan mengatakan:
“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?Dan sesungguhnya, Kami
telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia pasti mengetahui orang-orang yang
dusta.”
KENAPA
AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKUIDAM-IDAMKAN?
Surah
Al-Baqarah ayat 216
“Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.”
KENAPA
UJIAN SEBERAT INI?
Surah
Al-Baqarah ayat 286
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
BAGAIMANA
MENYIKAPI RASA FRUSTASI?
Surah
Al-Imran ayat 139
“Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.”
SUNGGUH,
AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI…!!!!!
Surah
Yusuf ayat 87
“Dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan orang-orang yang kafir.”
BAGAIMANA
AKU HARUS MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP ?
Surah
Al-Imran ayat 200
“Wahai
orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah
supaya kamu beruntung.”
APA
SOLUSINYA?
Surah
Al-Baqarah ayat 45-46
”Dan
mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu
sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin,
bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
SIAPA
YANG MENOLONG DAN MELINDUNGIKU?
Surah
Ali Imran: 173
“Cukuplah
Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”
KEPADA
SIAPA AKU BERHARAP?
Surah
At-Taubah ayat 129
“Cukuplah
Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan
Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”
APA
BALASAN ATAU HIKMAH DARI SEMUA INI?
Surah
At-Taubah ayat 111
“Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, baik diri maupun harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka.”
HEYYYY.. ALLAH IS
EVERYTHING!!!!