بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Ya Allah, rahmatilah hati yang meski terluka namun tidak berbicara
--Ampuni diri ini yang terlalu jujur Ya Allah, ampuni diri ini yang tak mampu lagi membedakan mana yang mesti dibagi dan mana yang mesti dirahasiakan--
Aku tahu tapi seringkali aku lalai..
Tapi bukan berarti aku tidak tahu lalu aku sok tahu..
Tentu saja aku malu andai aku tahu bahwa aku sesungguhnya tidak tahu..
Aku tahu aku lemah dan aku tahu aku tak setangguh kau.
Tapi andai kau tahu bagaimana rasa sakitnya saat kau merasakan posisiku kala itu, maka mungkin kau akan tersadar bahwa rasanya amat perih. Sangat perih. Sangat lemah. Tersayat. Akupun tahu jikalau engkau yang merasakan sakit itu, maka kau akan tetap tangguh dan menggantungkan semuanya pada Allah. Aku tahu itu. Aku tahu. Aku tahu kau akan tetap berjalan sendirian di JALAN YANG BENAR. SILAHKAN.
Aku tahu kesalahanku karena menduakan-Nya. Tapi aku tidak meninggikannya lebih dari Dia. Silahkan berjalan dengan tetap membawa kesan angkuhmu. Silahkan. Silahkan berjalan orang kuat. Silahkan. Tulang rusukmu yang hilang akan segera dipertemukan, kuat dan kuat. Selamat berbahagia TUAN.
NB : Terimakasih karena sudah ikhlas. Semoga kita dimudahkan Allah untuk ikhlas terhadap satu sama lain. Sekali lagi kutekankan, aku tidak akan pernah membuang apa yang aku punya kecuali dia lebih dulu membuangku dan ada suatu hal yang membuatku dengan amat sangat terpaksa membuangnya. Semua yang kumiliki kuanggap suatu hal yang LIMITED EDITION. Jadi bayangkan betapa sayangnya aku terhadap apa-apa yang aku miliki.
Kalau terkenang tentunya memang selalu ada rasa sedih dan penyesalan berdatangan, termasuk rasa cemburu pun ikut serta. Aku tahu begitu pula dengamu, meski sejatinya kau jauh lebih pandai merahsiakannya dariku. Tulisanku di sini bukan untuk membeberkan aib melainkan inilah terapi untuk perasaanku. TERAPI MENULIS, begitulah aku mengatakannya. Dengan menulis di sini aku lega, terlepas bebanku sedikit demi sedikit. Memaksakan melupakan tak akan pernah bisa, semakin mencoba melupakan maka akan semakin tajam ia terpatri di dalam hati. Tapi tentunya ia tak kan terpatri jikalau diri tak mengijinkan ia untuk masuk menerobos hati yang kukunci. Dan ia akan masuk dengan lengangnya jika aku membukanya dengan aku sadari.
Hati berharap lain, tapi lain pula kenyataannya. Aku harus mensyukuri apa yang kumiliki saat ini, begitu pula denganmu. Semua ini terjadi atas jalan yang kita ambil sebelumnya, beberapa waktu lalu, beberapa tahun lalu. Aku tak bermaksud menyalahkanmu, tapi andaikata kau menyalahkanku yang tak setia, kukembalikan lagi padamu, setia untuk apa dan siapa sedangkan aku tak pernah kau anggap ada. Aku hanya kau anggap sama seperti yang lainnya. Pikir baik-baik. Aku bukan menyalahkan. Tapi menyadarkan.
Istiqomahlah pada Tuhanmu. Sehingga aku tak emosi saat kau ternyata DIAM-DIAM (hal yang aku tak suka darimu, suka main belakang) menjalin hubungan yang TAK HALAL dengan seseorang yang lain. Karena apa? Karena dulu aku kau buang. Kau buang karena kau tak ingin ada hubungan tak halal, tapi sekarang kau melakukannya. Itu akan membuat hatiku terluka. Sungguh. Ingat baik-baik. Sekalipun aku sudah ikhlas, sekalipun aku menjalaninya sekarang, tapi aku tak kan pernah ikhlas apabila kau melakukan hal yang sama denganku. EGOIS? Tidak kurasa. Karena prinsipmu dulu yang menghancurkan hubungan baik kita. Andai tidak kau putuskan tentu aku tak akan bertingkah macam-macam. Pernahkah aku bertingkah macam-macam padamu? PERNAH? Kurasa tidak.
Ingat baik-baik. Ini saja.. Menjalani ini sangat berat. Penuh luka berdarah-darah. Memaksakan hati yang terpaut pada yang lain.Tapi sekarang aku mau tak mau menerima apa yang pernah kujalani tanpa ikhlas dan hati susah ini. Ya, aku mulai bersyukur menerima jalan ini. Aku mulai ikhlas menerima efek ini. Walau sakit, tapi ada sesosok teman yang membuatku tabah menghadapi ini semua.
NB : Terimakasih karena sudah ikhlas. Semoga kita dimudahkan Allah untuk ikhlas terhadap satu sama lain. Sekali lagi kutekankan, aku tidak akan pernah membuang apa yang aku punya kecuali dia lebih dulu membuangku dan ada suatu hal yang membuatku dengan amat sangat terpaksa membuangnya. Semua yang kumiliki kuanggap suatu hal yang LIMITED EDITION. Jadi bayangkan betapa sayangnya aku terhadap apa-apa yang aku miliki.
Kalau terkenang tentunya memang selalu ada rasa sedih dan penyesalan berdatangan, termasuk rasa cemburu pun ikut serta. Aku tahu begitu pula dengamu, meski sejatinya kau jauh lebih pandai merahsiakannya dariku. Tulisanku di sini bukan untuk membeberkan aib melainkan inilah terapi untuk perasaanku. TERAPI MENULIS, begitulah aku mengatakannya. Dengan menulis di sini aku lega, terlepas bebanku sedikit demi sedikit. Memaksakan melupakan tak akan pernah bisa, semakin mencoba melupakan maka akan semakin tajam ia terpatri di dalam hati. Tapi tentunya ia tak kan terpatri jikalau diri tak mengijinkan ia untuk masuk menerobos hati yang kukunci. Dan ia akan masuk dengan lengangnya jika aku membukanya dengan aku sadari.
Hati berharap lain, tapi lain pula kenyataannya. Aku harus mensyukuri apa yang kumiliki saat ini, begitu pula denganmu. Semua ini terjadi atas jalan yang kita ambil sebelumnya, beberapa waktu lalu, beberapa tahun lalu. Aku tak bermaksud menyalahkanmu, tapi andaikata kau menyalahkanku yang tak setia, kukembalikan lagi padamu, setia untuk apa dan siapa sedangkan aku tak pernah kau anggap ada. Aku hanya kau anggap sama seperti yang lainnya. Pikir baik-baik. Aku bukan menyalahkan. Tapi menyadarkan.
Istiqomahlah pada Tuhanmu. Sehingga aku tak emosi saat kau ternyata DIAM-DIAM (hal yang aku tak suka darimu, suka main belakang) menjalin hubungan yang TAK HALAL dengan seseorang yang lain. Karena apa? Karena dulu aku kau buang. Kau buang karena kau tak ingin ada hubungan tak halal, tapi sekarang kau melakukannya. Itu akan membuat hatiku terluka. Sungguh. Ingat baik-baik. Sekalipun aku sudah ikhlas, sekalipun aku menjalaninya sekarang, tapi aku tak kan pernah ikhlas apabila kau melakukan hal yang sama denganku. EGOIS? Tidak kurasa. Karena prinsipmu dulu yang menghancurkan hubungan baik kita. Andai tidak kau putuskan tentu aku tak akan bertingkah macam-macam. Pernahkah aku bertingkah macam-macam padamu? PERNAH? Kurasa tidak.
Ingat baik-baik. Ini saja.. Menjalani ini sangat berat. Penuh luka berdarah-darah. Memaksakan hati yang terpaut pada yang lain.Tapi sekarang aku mau tak mau menerima apa yang pernah kujalani tanpa ikhlas dan hati susah ini. Ya, aku mulai bersyukur menerima jalan ini. Aku mulai ikhlas menerima efek ini. Walau sakit, tapi ada sesosok teman yang membuatku tabah menghadapi ini semua.
Oh rindu, rindu nan lah lamo denai tangguangkan
BalasHapusTakana-kana maso dahulunyo
samaso kito mamadu cinto
Bulan jo bintang jadi saksinyo
Oh rindu, rindu denai rindu siang jo malam
Adiak nan di nanti tak kunjuang tibo
Sadangkan buruang nan tabang tinggi
Kalau nyo rindu babaliak pulang
Diak kanduang lupokah adiak jo janji-janji
Barilah kini denai kato pasti
Usah di gantuang indak batali
Diak kanduang rindu denai rindu ka adiak surang
Rusuah denai kini jo mimpi-mimpi liriklaguminang.blogspot.com
Raso ka lapeh nan ka di tanggang
coba terjemahin Mas pipi mickey itu apa artinya (panggilan Mas tapi nyanyi lagi Minang), Ada-ada ajaaa.. Jangan nganeh2 di sini Pooooh
Hapus