Akar, batang dan daun serta bagian-bagan tumbuhan
lainnya, merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk
mempertahankan kehidupan (untuk penyerapan makanan, pengolahan bahan-bahan yang
diserap menjadi bahan-bahan yang digunakan oleh tumbuhan untuk keperluan
hidupnya : pernafasan, pertumbuhan dan lain-lain) tumbuhan itu sendiri selama
pertumbuhannya, oleh sebab itu alat-alat tersebut seringkali dinamakan
alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah
dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Alat-alat yang demikian dinamakan Alat
Perkembangbiakan (Organum
reproductivum) yang dibedakan dalam dua golongan : yang bersifat Vegetatif
dan Bersifat Generatif.
Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya
berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat
tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga,.
Oleh sebab itu, suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya akan
mengeluarkan bunga. Pada Bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah
terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut : persarian
(penyerbukan) dan pembuahan akan
menghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang di dalamnya terkandung
biji dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Jadi, bunga
merupakan suatu bagian tumbuhan yang amat sangat penting.
Jika kita memperhatikan sususan suatu bunga, mudah kita
ketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas,(batang dan daun-daun) yang
bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga
pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan, dan pembuahan dan akhirnya dapat
dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Tunas yang mengalami perubahan bentuk menjadi bunga itu
biasanya batangnya lalu terhenti pertumbuhannya, merupakan tangkai dan dasar
bunga, sedangkan daun-daunnya sebagian tetap bersifat seperti daun, hanya
bentuk dan warnanya berubah, dan sebagian lagi mengalami metamorfosis menjadi
bagian-bagian yang memainkan peranan dalam peristiwa-peristiwa yang akhirnya
akan menghasilkan calon-calon individu baru tadi.
Berhubung dengan terhentinya pertumbuhan batang, maka
ruas-ruas menjadi amat pendek, sehingga bagian bunga yang merupakan
metamorfosis daunnya tersusun amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya
bagian-bagian tadi tampaknya seakan-akan tersusun dalam lingkaran-lingkaran.
Bertalian dengan letak dan susunan bagian-bagian bunga
ini dibedakan menjadi :
- Bunga yang bagian-bagiannya
tersusun menurut garis spiral (acyclis),
misalnya Bunga Cempaka (Michelia
champaka L.)
- Bunga yang
bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis), misalnya Bunga Terong (Solanum melongena L.), Bakung (Hymenocalis littoralis Salisb.)
- Bunga yang sebagian
bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran dan sebagian lagi terpencar atau
menurut garis spiral (hemicyclis) misalnya Bunga Sirsak (Annona muricata L.)
Pada bunga terdapat
sifat-sifat, yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai
penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya sifat-sifat yang
menarik dari suatu bunga adalah :
- Bentuk bunga seluruhnya dan
bentuk bagian-bagiannya
- Warnanya
- Baunya
- Ada dan tidaknya madu ataupun
zat lain
Jumlah
Bunga Dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Pada suatu tumbuhan, ada kalanya hanya terdapat satu
bunga saja, misalnya Bunga Cokelat (Zephyranthus
rosea Lindl.) tetapi umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak
bunga.
Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja
dinamakan Tumbuhan berbunga tunggal (Planta uniflora) sedangkan satunya Tumbuhan berbunga banyak (Planta multiflora)
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja,
biasanya bunga tersebut terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat
sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada
ujung batang atau cabang-cabang.
Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, dapat kita bedakan
menjadi :
- Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya Bunga
Coklat, Kembang Merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz.)
- Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa
sinensis L.), Kembang Telang (Clitoria
ternatea L.)
Selain itu, pada suatu
tumbuhan dapat kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu dapat :
- Terpencar atau terpisah-pisah
(flores sparsi), misalnya pada
Kembang Sepatu
- Berkumpul membentuk suatu
rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam.
Suatu rangkaian bunga
dinamakan pula : Bunga majemuk (anthotaxis
atau inflorescentia) misalnya pada
Kembang Merak.
Bunga Majemuk ( Anthotaxis
/ Inflorescentia)
Suatu bunga majemuk harus
dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada
suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa di antara
bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa
yang berguna untuk asimilasi.
Pada suatu bunga majemuk, sumbu yang mendukung
bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak
lagi berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tadi telah mengalami
metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi. Walaupun
demikian menurut kenyataannya seringkali tidak mudah untuk membedakan suatu
bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunnya.
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan
bagian-bagian berikut :
A.
Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang,
yaitu :
a. Ibu tangkai bunga (pedunculus,
pedunculus communis atau rhachis), yaitu bagian yang biasanya
merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu
tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangnya bercabang lagi, dapat pula
sama sekali tidak bercabang.
b.
Tangkai bunga (pedicellus),
yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya
c.
Dasar bunga (receptaculum),
yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
B.
Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :
a.
Daun-daun pelindung (bractea)
yaitu bagian-bagian yang serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang
ibu tangkai atau tangkai bunganya.
b.
Daun tangkai (bracteola),
yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tumbuhan
biji belah (Dicotyledoneae) biasanya
terdapat dua daun tangkai ynag letaknya tegak lurus pada bidang median,
sedangkan pada tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae)
hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, di bagian
atas tangkai bunga.
c.
Seludang bunga (spatha),
yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh
perbungaan waktu belum mekar, misalnya pada Bunga Kelapa (Cocos nucifera L.), iles-iles (Amorphophallus
variabilis Bl.)
d.
Daun-daun pembalut (bractea
involucralis, involucrum), yaitu
sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat pada
Bunga matahari (Helianthus annuus L.)
e.
Kelopak tambahan (epicalyx)
yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau kecil tersusun melingkar
dan terdapat di bawah kelopak, misalnya pada bunga Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.), Kapas (Gossypium sp.)
f.
Daun-daun kelopak (sepalae)
g.
Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
h.
Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya.
i.
Benang-benang sari (stamina)
j.
Daun-daun buah (carpella)
Ibu tangkai bunga yang tidak
bercabang dan tidak berdaun seringkali dinamakan sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang bercabang
memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain dari itu, Jumlah
cabang, panjangnya dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang
tadi, berpengaruh pula terhadap urut-urutan mekarnya masing-masing bunga pada
suatu bunga majemuk.
Bertalian dengan sifat-sifat
itu bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan :
a.
Bunga Majemuk Tak Terbatas (Inflorescentia racemosa, inflorescentia
botryoides atau inflorecentia
centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus
dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai
susunan “acropetal” (semakin muda smakin dekat dengan ujung ibu tangkai) dan
bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas.
Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga
majemuk ini tak terbatas, lagipula jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai
mekar dari pinggir menuju ke pusat, itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian
dinamakan : Inflorescentia centripetala.
Bunga majemuk tak terbatas terdapat pada Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.), Mangga (Mangifera indica L.).
b.
Bunga Majemuk Terbatas (Inflorescentia cymosa atau inflorescentia
centrifuga, inflorescentia definita)
yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu
bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini
dapat pula bercabang-cabang dan cabang-cabang tadi seperti ibu tangkainya juga
selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pad bunga majemuk yang terbatas
bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok atau ibu
tangkainya.
Melihat jumlah cabang pada ibu
tangkai, bunga majemuk terbatas dibedakan lagi dalam tiga macam :
- Yang bersifat Monochasial, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk seperti ini ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), Kapas (Gossypium sp.).
- Yang bersifat Dichasial, jika dari ibu tangkai
keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbuhan dengan buah
berbibir (Labiatae), dll.
- Yang bersifat Pleiochasial, jilka dari ibu
tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya
pada ibu tangkai tadi, misalnya pada Bunga Oleander (Nerium oleander L.)
c.
Bunga Majemuk Campuran (Inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik
sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas.
Bunga majemuk yang dibedakan
dalam ketiga golongan tersebut di atas masing-masing dapat lagi dibedakan dalam
beberapa ragam. Berikut adalah berbagai ragam bunga majemuk yang dapat kita
jumpai pada tumbuhan :
a.
Bunga Majemuk Tak Terbatas (Inflorescentia racemosa, inflorescentia
botryoides atau inflorecentia
centripetala)
Dalam golongan ini dibedakan
lagi yang :
I.
Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga
(bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
1.
Tandan (racemus
atau botrys), jika bunga bertangkai
nyata, duduk pada ibu tangkainya. Kita dapat juga mengatakan ibu tangkai
bercabang, dan cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya,
misalnya pada Kembang Merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz.)
2.
Bulir (spica),
seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya Bunga Jarong (Stachytarpheta jamaicencis Vahl.)
3.
Untai atau Bunga Lada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung
bunga-bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya (Bunga majemuk yang
mendukung bunga jantan, yang betina menjuntai menjadi buah) terdapat pada Sirih
(Piper betle L.)
4.
Tongkol (spadix),
seperti bulir tetapi ibu tangkai besar, tebal dan seringkali berdaging,
misalnya pada iles-iles (Amorphophallus
variabilis Bl.), Jagung (Zea mays L.)
tetapi hanya bunga betina.
5.
Bunga payung (umbella),
yaitu suatu bunga majemuk tak berbatas yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan
cabang-cabang yang sama panjangnya, masing-masing cabang mempunyai suatu daun
pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya maka
tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembalut.
Bunga payung terdapat pada Tumbuhan suku Umbelliferae,
misalnya : Daun Kaki Kuda (Centella
asiatica Urb.)
Pada suatu bunga payung
cabang-cabang ibu tangkai masing-masing dapat mengulangi cara percabangan ibu
tangkainya, hingga dengan demikian terjadi bunga payung yang bertingkat, yang
lazimnya lalu disebut : Bunga payung majemuk, seperti yang terdapat pada wortel
(Daucus carota L.)
6.
Bunga Cawan (corymbus
atau anthodium), yaitu suatu
bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga
mencapai bentuk seperti cawan (ada kalanya tidak begitu lebar dan rata sehingga
bentuk cawan tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun
bunga-bunganya. Pada pangkal bunga majemuk yang demikian ini biasanya terdapat
daun-daun pembalut (involucrum).
Selain dari itu pada bunga cawan lazimnya kita dapati dua macam bunga, yaitu :
- Bunga pita : bunga yang mandul
yang terdapat sepanjang tepi cawan, oleh
sebab itu dinamakan pula bunga pinggir (flos
marginalis), yang seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh
sebab itu dinamakan pula bunga pita (flos
lingulatus).
- Bunga tabung, yaitu
bunga-bunga yang terdapat pada cawannya sendiri (flos disci), seringkali kecil dan berbentuk tabung, oleh sebab itu
dinamakan bunga tabung. Bunga inilah yang mempunyai kedua macam alat kelamin
(benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan putik.
7.
Bunga Bongkol (capitulum),
suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tapi tanpa daun-daun pembalut,
dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya
berbentuk seperti bola. Bunga-bunga yang dudukdi bagian yang membengkak tadi
seringkali mempunyai sisik (palea)
pada pangkal, jadi sisik itu terletak pada bongkolnya (ujung ibu tangkai yang
membengkak tadi). Bentuk bunga majemuk yang demikian ini umum terdapat pada tumbuhan
suku Mimosaceae, misalnya Lamtoro (Leucaena glauca Benth.), petai (Parkia speciosa Hassk.), Sikejut/Putri Malu
(Mimosa pudica L.), dll.
8.
Bunga Periuk (Hypanthodium).
Bunga ini dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
- Ujung ibu tangkai menebal,
berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat
meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk bulat atau
silinder. Daun-daun pembalut tidak ada. Bunga majemuk yang demikian susunannya
terdapat misalnya pada Keluwih (Artocarpus
communis Forst.), Nangka (Artocarpus
integra Merr.)
- Ujung ibu tangkai berdaging,
membentuk badan yang menyerupai periuk sehingga bunga-bunga yang semestinya
terletak padanya lalu terdapat di dalam periuk tadi dan sama sekali tak tampak
dari luar misalnya pada lo (Ficus
glomerata Roxb.), Awar-Awar (Ficus
septica Burm.) dan marga lo (Ficus
sp.) umumnya.
II.
Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat
bercabang-cabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
Dalam golongan ini dapat
disebut :
- Malai (panicula) : Ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat disamakan dengan suatu tandan majemuk. Secara keseluruhan seringkali memperlihatkan bentuk sebagai kerucut atau limas, misalnya pada Bunga Mangga (Mangifera indica L.)
- Malai rata (corymbus ramosus) : Ibu tangkai
mengadakan percabangan, demikian pula seterusnya cabangnya, tapi
cabang-cabang tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan
semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau
agak melengkung, misalnya Bunga Soka (Ixora
grandiflora Zoll. Et Mor.), Kirinyu (Sambucus javanica Bl.)
- Bunga payung majemuk (umbella composita) : yaitu suatu
bunga payung yang bersusun, dapat pula dikatakan sebagai bunga payung,
yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil (Umbellula). Pada pangkal percabangan yang pertama terdapat
daun-daun pembalut (involucrum),
demikian pula pada pangkal percabangan yang berikutnya, hanya daun-daunnya
lebih kecil (involucellum).
Bunga payung bertingkat atau majemuk terdapat misalnya pada Adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan
Wortel (Daucus carota L.)
- Bunga tongkol majemuk :
yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing
cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula, terdapat pada
Kelapa (Cocos nucifera L.), dan
Palma (Palmae) umumnya. Suatu
tongkol majemuk sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal dan kuat.
- Bulir majemuk, Jika ibu
tangkai bunga bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung
bunga-bunga dengan susunan seperti bulir, misalnya Bunga Jagung (Zea mays L.) yang jantan dan bunga
berbagai jenis rumput (Graminae)
SUMBER : Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trims ya sudah berkenan ninggalin jejak di Memories of My Life .n_n.