DIA ATAU DIRIMU, AKU TETAP MENCINTAI KALIAN
Teruntuk
Murabbiyahku tercinta..
Di
Bumi kepunyaan ALLAH…
Assalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh…
Bagaimana kabarmu hari ini mbakku nan
sholehah… Semoga engkau selalu baik dan tak pernah lepas dari penjagaan-Nya..
Ria rasa ini adalah kali pertama Ria menulis surat untuk mbak.. Walaupun
sekarang kita masih bersama, namun tak ada salahnya kan Ria ingin mengungkapkan
apa yang Ria rasa terhadap mbak lewat surat ini…
Mbakku tersayang…
Pertama sekali Ria haturkan permohonan
maaf karena Ria merasa awal kisah kita yang kurang indah.. Entah mengapa, saat
perpisahan bersama Murabbiyah sebelumnya sangat menyayat hati dan membekas
di lara.. Ria begitu sayang dan terlampau nyaman dengan beliau.. Sehingga saat
beliau terpaksa meninggalkan kami para mutarabbinya,
Ria agak berat melepasnya.. Saat itu Ria
merasa hanya beliaulah yang mampu membuat Ria merasa nyaman, merasa terlindungi
dan merasa diayomi.. Sikapnya yang peduli, lembut dan tak pernah bersikap keras
terlebih dalam mengingatkan.. Ria menyukai kepribadian beliau…
Mbakku yang sholehah…
Mohon maaf atas perkenalan kita yang
mungkin sempat menorehkan luka di hati mbak… Atas sikap Ria yang sepenuhnya
belum bisa menerima mbak sebagai pengganti beliau… Atas sikap Ria yang tidak
langsung cocok dan nyaman seperti pertemuan Ria dengan beliau dahulu.. Ria yang
kurang sreg dengan sikap mbak yang terkesan cuek, kurang ramah, dan sangat
tegas... Saat itu Ria seperti merasa masuk ke dalam tahanan yang dijaga oleh
seorang yang garang.. Yang ada hanya perasaan takut, bahkan terkadang sampai
kepada rasa tak suka, atas perbedaan karakter yang sangat bertolak belakang..
Ria menginginkan sosok mbak yang peduli, menganggap para mutarabbinya sebagai adik-adiknya, melindungi mereka, mengayomi
mereka dan mengingatkan dengan cara yang halus tapi mengena, sambil tetap bisa
tersenyum ramah…
Mbakku yang lembut hati…
Maafkanlah binaanmu ini, karena masih
berperangai seperti anak-anak yang belum bisa ditinggal sang ibu, atau seorang
adik yang masih bermanja-manja pada sang kakak… Seingkali ria tersinggung atas
sikap mbak yang cuek, dan terkesan jutek. Entah mengapa setiap sikap mbak
membuat Ria tersinggung, Ria pun tidak sadar mengapa menerima mbak sebagai
pengganti beliau adalah hal yang sangat sulit.. Hingga Ria seringkali tidak
hadir halaqoh, beberapa kali memang
dengan alasan sakit, namun ada pula beberapa kali memang karena sedang tak
ingin bertemu… Ada sebutir rasa sakit yang tumbuh, Ria pun tak tahu mengapa..
Maafkan Ria mbak… Maafkan…
Mbakku tersayang…
Ria masih ingat saat Ria curhat pada
mbak, dan akhirnya mbak menghancurkan tembok naïf yang ada dalam diri
mbak.. Mbak mulai bersikap ramah dan cair kepada Ria.. Sampai saat mbak jujur
bahwa dalam kecuekan mbak yang memang sudah karakter mendarah daging,
sebenarnya mbak peduli dengan Ria, sebenarnya mbak memperhatikan Ria,
sebenarnya selalu ada rabithah yang
mengalun dalam setiap wirid sehabis shalat mbak.. Bahwa sebenarnya, di balik
sikap mbak yang terkesan dingin, mbak menyayangi Ria.. Maafkan Ria mbak..
Sampai Ria tidak bisa menerima mbak dengan segala kekurangan mbak yang memang
bersikap cuek namun amat peduli… Maafkan Ria yang berpikir minus tentang mbak..
tentang saudari-saudari seperjuangan.. Maafkan Ria…
Mbakku tersayang yang dicintai ALLAH…
Saat itu Ria terdiam.. Terdiam karena
Ria mendengar cerita tentang mbak dari seorang saudari yang bersama-sama
mengajar TPA dengan mbak, yang juga teman Ria… Ria tidak menyangka bahwa Ria
membuat mbak bersalah sampai-sampai mbak harus melawan rasa gengsi untuk
menangis di hadapan seorang saudari tersebut karena mbak bingung menghadapi
Ria… Ria terdiam.. Tidak menyangka… Ternyata mbak merasa amat bersalah atas
ketidaknyamanan Ria dan kebelumcocokan Ria berada di bawah bimbingan mbak… Mbak
yang pintar… Sholehah… Dan banyak sisi baik… Harus terkalahkan oleh sikap mbak
yang cuek dan kurang care (yang Ria
anggap).. Maafkan Ria mbak… Maafkan Ria…..
Mbakku terkasih…
Surat ini Ria tulis dari hati yang
paling dalam.. Maafkan diri Ria yang sangat sensitif dan belum dewasa ini ya
mbak… Semoga surat ini menjadi penyampai rasa maaf Ria bersama rabithah pengikat hati agar senantiasa
dilingkupi rasa sayang yang terus bertambah dan berlandaskan cinta karena-Nya…
Semoga.. Semoga ikatan hati ini takkan pernah putus.. Semoga kita senantiasa
saling menyayangi dan mengerti.. Ria sayang mbak.. Ria ingin menjadi sosok
binaan yang mbak sayangi.. Ria ingin menjadi sosok adik yang mbak ingatkan
dengan lembut tapi tetap tegas… Semoga surat isi meresap ke hati… aaaamiiiin..
Wassalamu’alaikum
warohmatullaahi wabarokaatuh.
Indralaya,
15 Juli 2012, 11:38 pm
Ria Hidayah
Adik yang sesungguhnya mencintaimu,
karena ALLAH
***
Naskah surat cinta untuk Murabbi ini pernah Aya ikutkan di event Surat Cinta untuk Murabbi. Hasilnya belum rejeki untuk lolos. Tapi tak apa ya Aya posting di sini.. ^_^ Semoga bermanfaat.. (Siapa tau yang bersangkutan Allah takdirkan mampir ke sini dan membaca Surat Cinta Sederhana ini )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trims ya sudah berkenan ninggalin jejak di Memories of My Life .n_n.