BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih
tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak.
Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannyauntuk mencapai integrasi dalam hubungan soaial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.
Masa remaja merupakan masa yang labil,dengan kata lain masa remaja salah satunya dicirikan dengan masa yang bermasalah. Maksudnya masa-masa remaja merupakan masa-masa yang menimbulkan banyak masalah, dalam sudut pandang apapun, baik sosial, ekonomi, agama, dan sebagainya.
Di sini tak hanya akan dibahas mengenai perkembangan masa remaja tetapi juga berikut dengan berbagai masalah yang disebabkan maupun dihadapi oleh remaja pada masa sekarang ini.
Dalam era modern banyak pengaruh dari perkembangan teknologi yang semakin canggih (Televisi, Video, Internet, dan sebagainya) sehingga cepat memperoleh informasi, hal tersebut memberiakn dampak positif dan negatif terhadap perkembangan anak, terutama pada masa remaja. Yang terpenting adalah remaja mampu menyari8ng apa yang berguna dan patut ia contoh dan apa yang berpotensi dapat merugikan yang harus dijauhi.
BAB II
PEMBAHASAN
MASA REMAJA
2.1. PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata
Latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah
adolescence mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,
emosional, social dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan
mengatakan :
“Secara psikologis, masa remaja adalah usia
dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak
lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam
tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam
masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan
dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yangkhas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya
untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya
merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini”.
Menurut hukum
Amerika saat ini, individu dianggap dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun
bukan 20 tahun seperti sebelumnya. Budaya kawula muda dalam masyarakat Amerika
berbangga diri karena berbeda dengan budaya orang dewasa. Konformitas terhadap
standar kawula muda mempunyai dua efek yang serius dan mendasar. Pertama,
konformitas menyebabkan alienasi (keterasingan) dan protes terhadap budaya
dewasa. Kedua, konformitas merupakan persiapan yang buruk untuk memasuki masyarakat dewasa yang
ditandai oleh nilai-nilai dewasa.
TAHUN-TAHUN MASA REMAJA
Lazimnya masa
remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir
saat ia mencapai usia matang secara hukum. Secara umum, masa remaja menjadi
dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal masa remaja dan akhir masa remaja. Garis
pemisah antara masa awal masa dan akhir masa remaja terletak kira-kira di
sekitar usia 17 tahun, usia saat mana rata-rata setiap remaja memasuki sekolah
menengah atas (SMA). Rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak
perempuan, maka periode awal masa remaja anak laki-laki lebih singkat meskipun
pada usia 18 tahun sudah dianggap dewasa. Namun, dengan adanya status yang
lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan
diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan
perilaku remaja yang lebih muda.
Awal masa remaja
berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun. Awal masa remaja
disebut “usia belasan”, kadang-kadang disebut “usia belasan yang tidak
menyenangkan”. Akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18
tahun, yaitu usia matang secara hukum.
CIRI – CIRI MASA REMAJA
1. Masa
Remaja sebagai Periode yang Penting
Ada periode yang
penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Keduanya
sama-sama penting. Dalam membahas akibat fisik pada masa remaja, Tanner
mengatakan :
”Bagi sebagian besar anak muda, usia antara 12
tahun dan 16 tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang
menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Tak dapat disangkal, selama kehidupan
janin dan tahun pertama atau kedua setelah kelahiran, perkembangan berlangsung
semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang
bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang memperhatikan perkembangan atau
kurangnya perkembangan dengan kagum, senang atau takut”.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama
pada awal masa remaja.
2. Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Peralihan
tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi
sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan
ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan
meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang serta
akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Menurut Osterrieth, “struktur psikis anak remaja berasal dari
masa kanak-kanak, dan banyak ciri yang umumnya dianggap sebagai ciri khas masa
remaja sudah ada pada akhir masa kanak-kanak”..
3. Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat peruahan fisik. Ada empat perubahan yang sama dan hampir
bersifat universal. Pertama,
meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan pada
tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola
perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Keempat,
sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.
4. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak
laki-laki maupun anak perempuan. Ada dua alasan penyebab kesulitan tersebut. Pertama, sepanjang masa
kanak-kanak,masalah kanak-kanak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru
sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri
mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan
orang tua dan guru.
5. Masa
Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih
tetap penting namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan
tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal,
seperti sebelumnya. Erikson menjelaskan pencarian identitas mempenagruhi
perilaku remaja :
” Dalam usaha mencari perasaan kesinambungan dan
kesamaan yang baru, para remaja harus memperjuangkan kembali perjuangan
tahun-tahun lalu, meskipun untuk melakukannya mereka harus menunjuk secara artifisial orang-orang
yang baik hati untuk berperan menjadi musuh. Mereka selalu siap untuk menempatkan
idola dan ideal mereka sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.
Identifikasi yang sekarang terjadi dalam bentuk identitas ego adalah lebih dari
sekedar penjumlahan identifikasi masa kanak-kanak”.
Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu
adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian, dan
pemilikan barang-barang lain yang mudah terlihat.
6. Masa
Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih,
yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak,
menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja
muda takut bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja
yang normal. Adanya keyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk
tentang remaja, membuat peralihan ke masa dewasa menjadi sulit.
7. Masa
Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, apalagi dalam hal cita-cita. Pada akhir
masa remaja, anak laki-laki maupun perempuan sering terganggu oleh idealisme
yang berlebihan bahwa mereka harus
melepaskan kehidupan yang bebas bila mencapai status orang dewasa.
8. Masa
Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status
orang dewasa. Remaja menganggap perilaku seperti merokok, minum minuman keras,
dan sebagainya dapat memberikan citra yang mereka inginkan.
PERUBAHAN FISIK SELAMA MASA REMAJA
Variasi dalam Perubahan
Fisik
Dalam perubahan fisik juga
terdapat perbedaan individual. Perbedaan seks sangat jelas meskipun anak
laki-laki memulai pertumbuhan pesatnya lebih lambat daripada anak perempuan, pertumbuhan
anak laki-laki berlangsung lebih lama sehingga pada saat matang biasanya
laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
Akibat dari usia kematangan
anak perempuan pada perbandingan tubuh tiga gadis usia delapan belas tahun yang
matang pada usia yang berbeda dan dengan kecepatan perkembangan yang berbeda
pada saat masa pertumbuhan berakhir.
Perbedaan individual juga
dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak yang matangnya terlambat cenderung
mempunyai bahu yang lebih lebar dan pada anak yang matang lebih awal. Tungkai
kaki anak yang matang lebih awal cenderung pendek gemuk, tungkai kaki anak yang
matangnya terlambat cenderung lebih ramping. Anak perempuan yang matang lebih
awal lebih berat, lebih tinggi dan lebih gemuk dibandingkan dengan anak
perempuan yang matangnya tenlambat.
Efek Perubahan Fisik
Dengan berkurangnya perubahan
fisik, kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umumnya menghilang
karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi
tubuhnya yang bertambah besar.
Anak laki-laki umumnya
menunjukkan peningkatan kekuatan yang terbesar setelah usia 14 tahun dan belum
mencapai kekuatan maksimum sebelum berusia 21 atau 22 tahun, sedangkan anak
perempuan menunjukkan kemajuan sampai usia
14 tahun dan kemudian ketinggalan, umumnya
mencapai kekuatan maksimum kira-kira pada 17 tahun.
Perubahan Tubuh Selama Masa Remaja
·
Perubahan
Eksternal
- Tinggi
Rata-rata
anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia 17 dan 18 tahun, dan
rata-rata anak laki-laki kira-kira 1 tahun sesudahnya.
- Berat
Perubahan
berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi.
- Proporsi Tubuh
Anggota tubuh lambat laun
mencapai perbandingan tubuh yang baik.
- Organ Seks
Organ seks pria
maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja, tetapi
fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
- Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri
seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang pada
akhir masa remaja.
·
Perubahan
Internal
- Sistem
Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang, usus bertambah panjang dan
bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding usus menjadi lebih tebal dan
lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
- Sistem
Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja pada usia 17
atau 18 tahun, beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal
dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana
jantung sudah matang.
- Sistem
Pernapasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada
usia 17 tahun; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun
kemudian.
- Sistem
Endokrin
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum
mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa remaja.
- Jaringan Tubuh
Perkembangan
kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan, selain tulang, terus
berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan
jaringan otot.
Keprihatinan akan Perubahan Fisik
§ Keprihatinan
akan Kenormalan
Akan terus berlangsung sampai perubahan fisik pada
permukaan tubuh berakhir dan sampai para remaja merasa yakin bahwa tubuh mereka
sesuai dengan norma kelompok seks mereka.
§ Keprihatinan
akan Kepatutan Seks
Sangat menonjol pada masa puber, terus berlangsung
sampai pertumbuhan dan perkembangan ciri seks primer dan sekunder berakhir
sehingga remaja mempunyai kesempatan untuk melihat apakah tubuh mereka sesuai
dengan standar budaya kepatutan seks.
§ Keprihatinan
akan Pertumbuhan Tubuhnya
Kesadaran akan adanya reaksi sosial terhadap berbagai
bentuk tubuh menyebabkan remaja prihatin akan pertumbuhan tubuhnya yang tidak
sesuai dengan standar budaya yang berlaku.
§ Keprihatinan
timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam
hubungan sosial.
KEADAAN EMOSI PADA MASA
REMAJA
Secara
tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan “ suatu
masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar.
Adapun
meningginya emosi terutama karena anak laki – laki dan perempuan berada di
bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak –
kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan – keadaan itu.
Sebagian
besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi
dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan hadapan sosial yang
baru. Misalnya, masalah yang berhubungan dengan percintaan merupakan masalah
yang pelik pada periode ini. Bila kisah cinta berjalan lancar, remaja merasa
bahagia, tetapi mereka menjadi sedih bilamana percintaan kurang lancar.
Demikian pula, menjelang berakhirnya masa sekolah para remaja mulai
mengkhawatirkan masa depan mereka.
Menurut Gesell dan kawan – kawan,
remaja 14 tahun sering kali mudah marah, mudah diransang dan emosinya cenderung
”meledak”, tidak berusaha megendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja 16 tahun
mengatakan bahwa mereka “tidak punya keprihatinan”.
Pola Emosi pada Masa Remaja
Pola emosi masa remaja adalaah sama dengan
pola emosi masa kanak – kanak (lihat kotak 5 – 4). Perbedaannya terletak pada
rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat, dan khususnya pada
pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Misalnya
perlakuan sebagai “ anak kecil” atau secara “tidak adil” membuat remaja sangat
marah dibandingkan dengan hal – hal lain.
Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya
dan dengan cara gerakan amarah yan meledak – ledak, melainkan dengan
menggerutu, tidak mau berbicaa, atau dengan suara keras mengritik orang yang
meyebabkan amarah. Remaja juga iri hati terhadap orang yang memiliki benda
lebih banyak. Ia tidak mengeluh dan meyesali diri sendiri. Remaja suka bekerja
sambilan agar dapat memperoleh uang untuk membeli barang yang diinginkan atau
bila perlu berhenti sekolah untuk mendapatkannya.
Kematangan Emosi pada Remaja
Anak
laki – laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada
akhir masa remaja tidak “ meledakkan “ emosinya di hadapan orang lain melainkan
menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk menungkapkan emosinya dengan
cara – cara yang lebih dapat diteima.
Ada dua cara menyalurkan
emosi, yaitu :
1)
Dengan cara membicarakan pelbagai masalah pribadinya
dengan orang lain.
2)
Dengan menggunakan katarsis emosi ( kepuasan emosi ) ,
contohnya dengan cara latihan fisik yang berat, bermain atau bekerja, tertawa
atau menangis.
PERUBAHAN SOSIAL
Salah satu tugas perkembangan remaja
tersulit adalah penyesuaian sosial untuk berhubungan dengan lawan jenis dan
orang dewasa di luar lingkungan keluarga atau sekolah yang belum pernah ada.
Kesulitan penyesuaian diri remaja itu karena:
l Meningkatnya pengaruh kelompok sebaya
l Perubahan dalam prilaku sosial
l Pengelompokan sosial yang baru
l Nilai-nilai baru dalam seleksi
persahabatan,dukungan dan penolakkan sosial,seleksi pemimpin.
Horrocks dan Benimoff (67) menjelaskan pengaruh kelompok sebaya pada masa
remaja :
Kelompok
sebaya merupakkan dunia nyata kawula muda, yang menyiapkan panggung dimana ia
dapat menguji diri sendiri dan orang lain. Di dalam kelompok sebaya ia
merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya, disinilah ia dinilai oleh orang lain
yang sejajar dengan dirinya dan yang tidak dapat memaksakkan sanksi-sanksi
dunia orang dewasa yang justru ingin dihindari. Kelompok sebaya memberikan
sebuah dunia tempat kawula muda dapat melakkukan sosialisasi dalam suasana
dimana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai yang ditetapkan oleh orang
dewasa melainkan oleh teman-teman seusianya. Jadi, didalam masyarakat sebaya
inilah remaja memperoleh dukungan untuk memperjuangkan emansipasi dan disitu
pulahlah ia dapat menemukan dunia yang memungkinkannya bertindak sebagai
pemimpin apabila ia mamppu melakkukanya.Kecuali itu, kelompok sebaya merupakan
hiburan utama bagi anak-anak belasan tahun. Berdasarkan alasan tersebut
kelihatanlah kepentingan vital masa remaja bagi remaja bahwa kelompok sebaya
terdiri dari anggota-anggota tertentu dari teman-temannya yang dapat
menerimanya dan yang kepadanya ia sendiri bergantung
Pengaruh kelompok Sebaya berkurang disebabkan
oleh:
l Kemandirian
l
Pemilihan
sahabat
Perubahan dalam Perilaku Sosial
1. Hubungan heteroseksual
2. Mulai berpartisipasi sosial untuk
mengembangkan kompetensi dan wawasan sosial
3. Berkurang atau bertambahnya diskriminasi
dan prasangka selama masa remaja karena pengaruh lingkungan
Pengelompokkan Sosial Baru
l Teman dekat adalah sesama seks dua atau
tiga orang sahabat karib yang mempunyai
minat dan kemampuan sama, dapat saling mempengaruhi walau terkadang bertengkar.
l Kelompok kecil, biasanya dari
kelompok-kelompok teman dekat terdiri dari seks sama tetapi kemudian meliputi
kedua jenis seks
l Kelompok besar, terdiri dari beberapa
kelompok kecil dan teman dekat. Kurangnya penyesuaian minat sehingga terdapat
jarak sosial
l Kelompok yang terorganisasi, dibentuk oleh
sekolah dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial remaja yang
tidak klik dengan kelompok besar
l Kelompok geng adalah remaja yang tidak
klik dengan kelompok besar atau organisasi, danminat utamanya adalah menghadapi
penolakkan teman-teman melalui perilaku antisosial
Friedman dkk (51)
Kekuasaan
yang mempengaruhi anggota-anggota geng jalanan hampir menuntut pengawasan
mutlak dari kelompok terhadap perilaku seseorang. Hanya diperlukan sedikit
contoh untuk menyakinkan setiap anggota kelompok bahwa mereka harus menikuti
keputusan geng, atau kalau tidak, mereka harus menghadapi akibat yang lebih
parah.
Nilai Baru dalam Memilih Teman
Menurut Joseph
“ Seseorang
yang dapat dipercaya, seseorang yang dapat diajak bicara, seseorang yang dapat
diandalkan.”
Nilai Baru dalam Penerimaan Sosial
l Sindroma penerimaan, sifat atau pola
prilaku yang disenangi sehingga remaja dapat diterima
l Sindroma alienasi, penolakkan sifat atau
pola prilaku sehingga menjauhkan remaja dari teman-teman sebayanya
Kondisi-Kondisi yang Menyebabkan Remaja Diterima
atau Ditolak
Ditinjau
dari
|
Sindroma Penerimaan
|
Sindroma Alienasi
|
Kesan pertama
|
menyenagkan
|
Kurang baik
|
Reputasi
|
sportif
|
Tidak sportif
|
Penampilan diri
|
Sesuai standar
|
Tidak Sesuai standar
|
Perilaku sosial
|
Kerja sama, tanggung jawab, panjang akal,
kesenangan bersama orang lain, bijaksana dan sopan
|
Menonjolkan diri, menggangu dan menggertak orang lain, senang
memerintah, tidak dapat bekerja sama, dan kurang bijaksana
|
Matang
|
Mampu mengendalian emosi
|
Ketidakmatangan emosi
|
Sifat kepribadian
|
Penyesuaian sosial baik, seperti jujur,
setia, tidak mementingkan diri dan ekstraversi
|
Menggangu orang lain, mementingkan diri
sendiri, keras kepala, gelisah, dan mudah marah
|
Status sosial ekonomi
|
Sama atau sedikit di atas
|
Di bawah
|
Tempat tinggal
|
Dekat
|
Terpencil
|
Nilai Baru dalam Memilih Pemimpin
Nilai baru dalam memilih pemimpin dilihat dari
faktor:
1. Kepribadian
Bertanggungjawab, lebih ekstrovert, lebih
semangat, banyak akal, dapat mengambil inisiatif, emosi stabil, penyesuaian
diri baik, orang yang berbahagia dan hanya mempunyai sedikit kecendrungan
neurotik
2. Fisik
3. Penampilan
4. Aktif
4. Aktif
5. Status sosial
BEBERAPA MINAT REMAJA
Dalam
kebudayaan Amerika saat ini tidak ada minat remaja yang bersifat universal.
Adapun minat remaja bergantung pada intelegensi, lingkungan dimana ia hidup,
kesempatan untuk mengembangkan minat, minat-minat teman sebaya, status dalam
kelompok sosial kemampuan bawaan, minat keluarga, dan banyak faktor lain.
Semua remaja muda sedikit banyak memiliki minat
dan ia juga memiliki minat-minat khusus tertentu yang terdiri dari berbagai
kategori , yang terpenting diantaranya adalah :
1. Minat rekreasi
2. Minat sosial
3. Minat pribadi
4. Minat pada pendidikan
5. Minat pada pekerjaan
6. Minat pada agama
7. Minat pada simbol status
1. Minat rekreasi
2. Minat sosial
3. Minat pribadi
4. Minat pada pendidikan
5. Minat pada pekerjaan
6. Minat pada agama
7. Minat pada simbol status
Minat Rekreasi
Selama masa-masa remaja, remaja cenderung
menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanantenaga dan
berhenti dari perkembangan kesukaan akan rekeasi yang didalamnya ia bertindak
sebagai pengamat pasif.
Karena banyak tekanan yang berasal dari
tugas-tugas sekolah, tugas-tugas rumah, kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dan
pekerjaan sesudah sekolah atau pekerjaan-pekerjaan pada akhir pekan, sebagian
besar remaja tidak mempunyai banyak waktu lagi unruk rekreasi seperti ketika
mereka masih muda.
Beberapa contoh minat rekreasi, antara
lain :
• Permainan
Remaja mulai menyukai olahraga tontonan.
Permainan-permainan yang menuntut keterampilan intelektual sperti permainan
kartu, bertambah populer.
• Bersantai
Remaja gemar bersantai-santai dan mengobrol
dengan teman-teman. Remaja yang lenih besar merokok, minum-minuman keras atau
minum obat-obatan terlarang.
• Bepergian
Remaja senang bepergian selama libur dan
ingin pergi jauh-jauh dari rumah.
• Dansa
Meskipun banyak anak laki-laki tidak
menyenangi dansa, tetapi mereka, seperti halnya anak perempuan, berusaha
menjadi pedansa yang baik karena dansa merupakan bagian yang penting dari
kencan.
• Membaca
Remaja cenderung lebih menyukai majalah
daripada buku-buku.
• Menonton
Menonoton film merupakan kegiatan klik yang
digemari dan selanjutnya menjadi kegiatan berkencan yang populer.
• Radio dan Kaset
Remaja gemar mendengarkan radio dan tape
recorder atau kaset sambil belajar atau mengikuti bentuk-bentuk hiburan untuk
seorang diri.
• Televisi
Menonton televisi lama kelamaan tidak
menarik karena acara dianggap tidak
berbobot dan menganggap menonton dianggap mengganggu aktivitas belajar.
• Melamun
Melamun merupakan bentuk rekreasi yang
polpuler diantara apabila mereka merasa bosan atau kesepian .
Minat Sosial
Minat yang bersifat sosial bergantung pada
kesempatan yang diperoleh remaja untuk mengembangkan minat tersebut dan pada
kepopulerannya dalam kelompok.
Minat-Minat Sosial yang Umum pada Remaja
• Pesta
Minat ini tampak pada usia sekitar 13 atau
14 tahun. Sepanjang masa remaja anak perempuan lebih menyukai pesta daripada
anak laki-laki.
• Minum-minuman Keras
Minuman keras pada saat berkencan atau
pesta semakin bertambah populer selama masa remaja.
• Percakapan
Setiap remaja memeperoleh rasa aman bila
berada diantara teman-teman yang membicarakan hal-hal yang menarik, dimana
mereka bisa mengeluarkan isi hati dan memperoleh pandangan baru terhadap
masalah yang dihadapi.
• Menolong Orang Lain
Banyak kawula muda sangat beminat untuk
menolong mereka yang merasa dirinya tidak dimengerti, diperlakukan kurang ng
baik atau yang merasakan tertekan.
• Peristiwa Dunia
Minat Ini diungkapkan terutama melaui
bacaan dan pembicaraan-pembicaraan dengan teman-teman, guru-guru, dan orang
tua.
• Kritik dan Pembaruan
Kritik-kritik mereka biasanya bersifat
merusak, bukan kritik membangun, dan usul-usul untuk memperbaiki biasanya tidak
praktis.
Minat-minat Pribadi
Minat pada diri sendiri merupakan minat
yang terkuat di kalangan kawula muda. Adapun sebabnya adalah mereka sadar bahwa
dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui
bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki,
kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial dan banyaknya uang yang dibelanjakan.
Minat pada Penampilan Diri
Minat pada penampilan diri tidak hanya
mencakup tetapi juga mencakup perhiasan pribadi, kerapihan, daya tarik dan
bentuk tubuh yang sesuai dengan seksnya.
Menurut Cross (29), kecantikan dan daya
tarik fisik sangat penting bagi umat manusia. Dukungan sosial, popularitas, pemilihan
teman hidup dan karier dipengaruhi oleh daya tarik seseorang.
Kernan (83) menekankan nilai sosial dari
penampilan diri sebagai berikut, dalam perkembangan anak-anak, penampilan diri
terutama dihadapan teman-teman sebaya
merupakan petunjuk yang kuat dari minat remaja dalam sosialisasi.
Minat pada Pakaian
Karena penyesuaian diri pribadi dan
penyesuaian sosial sangat dipengaruhi oleh sikap teman-teman sebaya terhadap
pakaian, maka sebagian besar remaja berusaha keras untuk menyesuaikan diri
dengan apa yang dikehendaki kelompok dalam hal berpakaian.
Ryan (137) mengatakan salah satu
persyaratan utama dalam hal berpakaian bagi kawula muda adalah bahwa pakaian
yang dikenakan harus disetujui oleh kelompok.
Penampilan yang menarik memudahkan mereka
untuk mencari pekerjaan.
Minat pada Prestasi
Prestasi yang baik dapat memberikan
kepuasan dan ketenaran. Prestasi yang baik menimbulkan harga diri dalam
pandangan kelompok sebaya.
Minat pada Kemandirian
Keinginan yang kuat untuk mandiri
berkembang pada awal masa remaja dan mencapai puncaknya menjelang periode ini
berakhir.
Kalau orang dewasa yang berkuasa
berangsur-angsur bersikap santai sehingga para remaja dapat membebaskan diri
dari usaha mencapai sasaran/tujuan, biasanya pertentangan yang terjadi
dibarengi sikap memberontak (8,49).
Minat pada Uang
Semua remaja lambat laun akan menemukan
bahwa uang adalah kunci kebebasan.
Minat ini berkisar pada bagaimana cara
mendapatkan uang sebanyak mungkin, tanpa memeperdulikan jenis pekerjaan yang
dilakukan.
Minat pada Pendidikan
Pada umumnya remaja muda mengeluh tentang
sekolah dan tentang larangan-larangan pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib,
makanan di kantin, dan cara pengelolaan sekolah.
Besarnya minat remaja terhadap pendidikan
dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau remaja menginginkan
pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka pendidikan dianggap sebagai batu
loncatan. Biasanya remaja menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan
berguna dalam bidang yang akan dipilihnya.
Ada tiga macam remaja yang tidak berminat pada pendidikan :
1.
Remaja
yang orangtuanya memiliki cita-cita
tinggi yang tidak realistik terhadap
akademi, atletik atau prestasi sosial yang terus menerus mendesak untuk
mencapai sasaran yang dkehendaki.
2.
Remaja
yang kurag diterima oleh teman-teman sekelas, yang merasa tidak mengalami
kegembiraan dalam kegiatan ekstrakulikuler.
3.
Remaja
yang matang lebih awal yang merasa fisiknya jauh lebih besar dibandingkan
teman-temannya dan penampilannya lebih tua dari usia yang sesungguhnya.
Minat pada Pekerjaan
Pada akhir masa remaja, minat pada karier
seringkali menjadi sumber pikiran.
Thomas (158), mengatakan pada saat
tersebut remaja belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai
dan pekerjaan yang dicita-citakan.
Minat pada Agama
Bertentangan pada pandangan populer minat pada
agamadan menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan.
Minat pada agama antara lain tampak dengan
membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan
perguruan tinggi, mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti berbagai upacara
agama.
Menurut Wagner (170): banyak remaja menyelidiki
agama sebagai suatu sumber dari rangsangan emosiolnal dan intelektual. Para
pemuda ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian intelektual dan tidak
ingin menerima begitu saja. Mereka an agama ingin menerima agama sebagai
sesuatu yang bermakna-berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas
menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.
Pola Perubahan Minat Religius, antara lain :
Pola Perubahan Minat Religius, antara lain :
• Periode kesadaran religius
• Periode keraguan religius
• Periode rekonstruksi agama
Minat Simbol Status
Simbol status merupakan simbol prestise yang
menunjukkan bahwa orang yang memilikinya lebih tinggi atau mempunyai status.
Selama masa remaja simbol status mempunyai empat
fungsi :
1. Menunjukkan pada orang-orang lain bahwa remaja mempunyai
status sosial ekonomi yang lebih
tinggi daripada teman-teman lain dalam kelompok
2. Bahwa remaja mencapai prestasi yang tinggi
3. Bahwa remaja bergabung dengan kelompok merupakan anggota
yang diterima kelompok karena penampilan atau perbuatan yang sama dengan penampilan dan perbuatan anggota
kelompok yang lain
4. Bahwa remaja mempunyai status hampir dewasa di dalam
masyarakat
Kenikmatan tabu yang paling
umum dilakukan remaja Amerika untuk melambangkan status hampir dewasa da untuk
mengidentifikasi diri dengan kelompok sebaya adalah hubungan seks sebelum
menikah, merokok, minum-minuman keras, dan penggunaan berbagai macam
obat-obatan.
PERUBAHAN MORAL
Salah satu tugas perkembangan penting yang harus
dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari
padanya dan kemudian mau membemtuk perilakunya agar sesuai dengan harapan
sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong dan diancam hukuman seperti yang
telah dialami pada waktu anak-anak.
Menurut
Kohlberg (85), tahap perkembangan moral ketiga, moralitas pascakonvensional
harus dicapai selama masa remaja. Tahap ini merupakan tahap menerima sendiri
sejumlah prinsip dan terdiri dari dua
tahap.
Dalam
tahap petama, individu yakin bahwa harus memungkinkan adanya perbaikan dan
perubahan standar moral apabila hal ini menguntungkan anggota kelompok secara
keseluruhan.
Dalam
tahap kedua, individu menyesuaikan diri dengan standar sosial dan ideal yang
diinternalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap diri sendiri daripada
sensor sosial. Dalam tahap ini moralitas didasarkan pada rasa hormat kepada
orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi.
Sekalipun
dengan dasar yang terbaik, ketiga tugas pokok dalam mencapai moralitas dewasa,
yaitu mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.merumuskan konsep
yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai pedoman perilaku dan
melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri, merupakan tugas yang sulit
bagi kebanyakan remaja.
Perubahan Konsep
Moral
Ada dua kondisi yang membuat pergantian konsep moral
khusus ke dalam konsep yang berlaku umum tentang benar dan salah yang lebih
sulit daripada yang seharusnya.
Pertama,
kurangnya bimbingan dalam mempelajari bagaimana membuat konsep beerlaku umum.
Dan kondisi kedua yang membuat sulitnya penggantian konsep moral yang berlaku
khusus dengan konsep moral yang berlaku umum berhubungan dengan jenis disiplin
yang diterapkan di rumah dan di sekolah.
Pembentukan Kode
Moral
Pembentukan kode moral terasa sulit bagi remaja
karena ketidak konsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukannya dalam
kehidupan sehari-hari. Ketidakkonsistenan membuat remaja bingung dan terhalang
dalam proses pembentukan kode moral yang tidak hanya memuaskan tetapi hanya
akan membimbingnya untuk memperoleh dukungan sosial.
Peran Suara Hati
dalam Pengendalian Perilaku
Orang tua dan Guru tidak dapat mengawasi remaja dari
dekat seperti yang dilakukan ketika
masih anak-anak. Oleh karena itu, sekarang remaja harus bertanggung jawab dalam
pengendalian perilakunya sendiri.
Telaah-telaah
mengenai perkembangan moral telah menekankan bahwa cara yang efektif bagi semua
orang untuk mengawasi perilakunya sendiri adalah melalui pengembangan suara
hati, yaitu kekuatan ke dalam (bathiniah), yang tidak memerlukan pengendalian
lahiriah.
Dalam
diri seseorang yang mempunyai moral yang matang selalu ada rasa bersalah dan
malu. Namun, rasa bersalah berperan lebih penting daripada rasa malu dalam
mengendalikan perilaku apabila pengendalian lahiriah tidak ada.
PERAN SEKS YANG DIAKUI SELAMA MASA REMAJA
Tugas perkembangan kedua yang harus
dikuasai remaja dalam masalah seks adalah belajar memerankan seks yang diakui.
Tugas ini lebih sulit bagi banyak remaja, terutama bagi perempuan.
Penggolongan
peran seks diakui lebih mudah bagi laki-laki daripada wanita. Pertama, sejak
awal masa kanak-kanak laki-laki telah disadarkan akan perilaku seksual yang
patut dan didorong untuk upaya penyesuaian diri dengan standar yang diakui.
Kedua, dari tahun ke tahun laki-laki mengetahui bahwa peran pria memberi
martabat yang lebih terhormat dari pada peran wanita.
Anak perempuan sebaliknya sering memasuki masa
remaja dengan membawa konsep peran wanita yang kabur. Itu terjadi karena,
sebagaimana anak-anak, perempuan diperbolehkan tampil, bertindak, dan merasa
seperti laki-laki tanpa adanya dorongan untuk bersikap “feminim”.
Pelajaran pendidikan seks di SMP dan
SMA penting untuk memupuk konsep mengenai peran pria dan wanita yang
tradisional. Menurut Deutsch dan Gilbert, banyk remaja, sebagai akibat dari
pendidikan seperti ini dan adanya tekanan teman-teman sebaya, terlebih dari
lawan jenis, “ ditarik kear5ah yang berlawanan, yakni situasi mematangkan
konflik”.
Kalau gadis remaja memberontak
terhadap peran wanita tradisional, mereka tidak saja ditolak oleh lawan jenis
tetapi juga oleh gadis-gadis yang lain.
Sebelum masa remaja berakhir,
sebagian besar perempuan menerima dengan berat hati stereotip peran wanita
sebagai perialku mereka sendiri dan berpura-pura menjadi sangat feminim.
Rosen
dan Aneshensel menamakan sikap pura-pura feminim ini sebagai gejala bunglon (chameleon syndrome), yaitu kemauan untuk
memainkan peran demi peran untuk menikmati dukungan sosial bagi kedua kelompok
seks tersebut dan untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola lingkungan yang
diakui tanpa mempertimbangkan perasaan-perasaan yang sebenarnya terhadap peran
wanita tradisional.
Gadis
remaja yang lebih tua tidak lagi tunduk atau berpura-pura menerima peran seks
wanita tradisional. Mereka malah mereka mengharapkan, menuntut, dan mencapai
peran yang lebih sederajat baik di sekolah, ditempat bekerja, maupun dirumah
sendiri.
Efek Penggolongan Peran
Seks pada Remaja
Dari sebagian banyak akibat, ada
empat yang bersifat sangat umum sehingga bersifat universal dalam kebudayaan
Amerika saat ini, yaitu :
1.
Perasaan Superioritas Maskulin
Keunggulan
maskulin biasanya diungkapkan dengan mengharapkan anak laki-laki berperan
sebagai pemimpin dalam kegiatan sosial, sekolah, ataupun masayarakat yang
melibatkan kedua kelompuk seks.
2.
Prasangka Seks (Seks Bias)
Etaugh
dan Rose, “Perasangka seks sudah terbentuk pada anak laki-laki dan perempuan
sejak tahun awal masa remaja”.
Anak
laki-laki suka merendahkan prestasi wanita, sedangkan anak laki-laki lebih
halus pengungkapannya dengan jalan membesar-besarkan prestasinya.
Prasangka
seks yang jarang merupakan ungkapan dari akibat penggolongan peran seks wanita.
3.
Prestasi Rendah
Cambell,
“ Penurunan prestasi anak perempuan tampaknya karena ia menerima stereotip
wanita yang antara lain beranggapan bahwa pandai bukanlah sifat “feminim”.
Diantara
laki-laki terdapat banyak yang berprestasi rendah, bahkan lebih banyak dari
anak perempuan. Ini adalah akibat dari rasa bosan atau pemberontakkan terhadap
tekanan orang tua agar berhasil, bukan karena adanya keinginan untuk
menunjukkan bahwa ia lebih rendah dari pada anak perempuan.
4.
Takut Berhasil
Dibalik
prestasi yang rendah diantara anak perempuan terdapat rasa takut berhasil. Ketakutan yang didasarkan pada anggapan bahwa
keberhailan akan menghalangi diberikannya dukungan sosial oleh anak laki-laki
dan meletakkan halangan yang sangt besar dalam proses mencari pasangan hidup.
Berprestasi
rendah dan takut berhasil bukan merupakan ciri khas anak laki-laki. Menurut
stereotip tradisional, berhasil merupakan ciri yang menonjol bagi pria.
HUBUNGAN KELUARGA
Hubungan
keluarga yang tidak harmonis adalah kesalahan dari kedua belah pihak. Sering
kali orang tua memperlakukan anak remaja seperti ketika anak itu masih kecil.
Masalah yang lebih penting lagi adalah apa yang disebut “kesenjangan sosial”
antara remaja dan orang tua mereka. Kesenjangan sosial yang paling menonjol
adalah terjadi di bidang norma-norma sosial.
Hubungan Keluarga yang
Membaik
Hubungan
remaja dan orang tua yang membaik bermula ketika orang tua mulai menyadari
bahwa anak-anak mereka bukanlah anak kecil lagi. Pola yang sama dalam hubungan
remaja dengan saudara kandungnya, dengan kakek, nenek, dan saudara lain.
Remaja
yang lebih tua mengembangkan sikap seperti orang tua terhadap adik-adiknya,
bahkan menerima lebih baik nenek-kakek dan keluarganya yang lain dibandingkan
beberapa tahun sebelumnya.
Perbedaan Seks dalam
Hubungan Keluarga
Hubungan
remaja dengan anggota keluarga yang wanita kurang baik dibandingkan dengan
hubungan dengan anggota keluarga yang pria. Meskipun benar bahwa ibu cenderung
lebih lunak terhadap anak laki-lakinya, namun ini merupakan salah satu
perkecualian.
Hubungan
yang ramah dengan saudara kandung sejenis sepanjang masa kanak-kanak sering
kali berubah menjadi hubungan yang kurang baik dalam masa remaja.
Sebab-sebab
umum pertentangan keluarga selama masa remaja, yaitu
•
Standar Perilaku
Remaja
sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda
dan standar perilaku orang tua yang kuno harus menyesuaikan diri dengan yang
modern.
•
Metode Disiplin
Kalau
metode disiplin yang digunakan orang tua dianggap “tidak adil” atau
kekanak-kanakan” maka remaja akan memberontak
•
Hubungan dengan Saudara
Kandung
Remaja
mungkin menghina adik-adiknya dan membenci kakak-kakaknya sehingga menimbulkan
pertentangan ngan mereka dan juga dengan orang tua yang dianggap “pilih kasih”.
•
Merasa Menjadi Korban
Remaja
sering mersasa benci kalau status sosial ekonomi keluarga tidak memungkinkannya
mempunyai simbol-simbol status yang sama dengan yang dimiliki teman-teman,
seperti pakaian, mobil, dan sebagainnya; remaja tidak menyukai bila harus
memikul tanggungjawab rumah tangga seperti merawat adik-adik; atau bila orang
tua tiri masuk ke rumah dan mencoba “memerintah”. Hal ini tidak disukai
orangtua dan menambah ketegangan hubungan orang tua dan remaja.
•
Sikap yang Sangat
Kritis
Anggota
keluarga tidakmenyukai sikap remaja yang terlampau kritis terhadap diri mereka dan
terhadap pola kehidupan keluarga pada umumnya.
•
Besarnya Keluarga
Dalam
keluarga sedang (terdiri dari tiga atau empat anak) lebih sering terjadi
pertentangan dibandingkan dengan dalam keluarga besar maupun keluarga kecil.
Orang tua dalam keluarga besar tidak membenarkan adanya pertentangan, sedangkan
dalam keluarga kecil remaja bersikap lebih lunak dan tidak merasa perlu untuk
memberontak.
•
Perilaku yang Kurang
Matang
Orang
tua sering mengembangkan sikap menghukum bila para remaja mengabaikan
tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab atau membelanjakan uang
semaunya. Remaja membenci sikap kritis dan menghukum ini.
•
Memberontak terhadap
Sanak Keluarga
Orang tua dan sanak keluarga
menjadi marah bila remaja mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan
bahwa pertemuan-pertemuan keluarga “membosankan” atau bila remaja menolak usul
dan nasihat-nasihat mereka.
•
“Masalah Palang Pintu”
Kehidupan
sosial remaja yang baru dan yang lebih aktif dapat mengakibatkannya melanggar
peraturan keluarga mengenai waktu pulang dan mengenai teman-teman dengan siapa
ia berhubungan, terutama teman-teman lawan jenis.
PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Remaja
belajar untuk memperbaiki kepribadian, dikagumi, dan meyenangkan dalam kelompok
sosialnya.
1)
Pola kepribadian yang terbentuk paada masa kanak –
kanak mulai stabil dan cenderung menetap dengan hanya sedikit perbaikan,
perubahannnya bersifat kuantitatif.
2) Pengaruh lingkungan yang membentuk konsep
diri.
Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri :
- Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti
orang hamper dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Remaja yang matang terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak; merasa salah
dimengerti dan bernasib kurang baik, sehingga cenderung berperilaku kurang
dapat menyesuaikan diri.
- Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah
diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik.
- Kepatutan seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku
membantu remaja mencapai konsep diri yang baik, ketidakpatutan seks membuat
remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
- Nama dan julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok
menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada
cemoohan.
- Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan
seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis
remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis
seksnya.
- Teman – Teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam
dua cara.Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang
konsep teman-teman tentang dirinya dan yang kedua, ia berada dalam tekanan
untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
- Kreatifitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam
bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas
yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya remaja yang
sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui
akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
- Cita – cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak
realistik, ia akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaaan tidak mampu
damn reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya.
Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan
daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri
yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.
Konsekuensi Usaha untuk Memperbaiki Kepribadian
Konsekuensi usaha untuk
memperbaiki kepribadian ada 4 yaitu :
Ø
Pertama, ia harus menentukan ideal – ideal yang
realistik dan dapat mereka capai.
Ø
Kedua, reamaja harus membuat penilaian yang
realistik mengenai kekuatan dan kelemahannya.
Ø Ketiga, para remaja harus mempunyai konsep
diri yang stabil.
Ø Keempat dan yang paling penting, reamaja
harus merasa cukup puas dengan apa yang mereka capai dan bersedia memperbaiki
prestasi – prestasi di bidang – bidang yang mereka anggap kurang.
BAHAYA MASA REMAJA
Bahaya fisik tidak banyak lagi dan tidak
sepenting bahaya psikologis meskipun masih tetap ada. Bahaya fisik penting
terutama karena reaksi-reaksi psikologisnya.
Bahaya-Bahaya Fisik
•
Kematian
Keadaan
kesehatan remaja pada umunya baik, jadi kematian akibat penyakit tidak banyak
lagi terjadi tetapi banyak disebabkan banyak kecelakaan.
•
Bunuh diri
Penelitian
menunjukkan bunh diri atau percobaan bunuh diri umumnya terjadi pada usia
median (16 th) dan lebih banyak laki-laki. Remaja yang bunuh diri atau mencoba
bunuh diri, sebelumnya mengalami alienasi sosial selama beberapa waktu lamanya
dan banyak yang mengalami kekacauan keluarga atau maslah-maslah sekolah.
•
Cacat fisik
Yang
kurang mengganggu sepert gigi bengkok atau penglihatan kurang baik jarang
menghambat remaja dalam pergaulannya. Namun cacat fisik yang parah seperti asma
kronis merupakan bahaya fisik sekaligus psikologis.
•
Kekuatan
Perumbuhan otot perempuan yang tidak
sebanyak laki-laki akan menimbulkan perasaan kurang mampu bersaing dengan
laki-laki dalam hal olah raga dan menyebabkan remaja perempuan rendah diri.
•
Kecanggungan
dan kekakuan
Bila
perkembangan keterampilan tidak seperti remaja umumnya maka remaja
kurang dalam
kehidupan sosialnya.
•
Bentuk
tubuh yang tidak sesuai dengan seksnya
Ini menjadi masalah karena remaja dinilai
dari penampilan diri dna remaja menyadari bahwa kenyataan masa pertumbuhan
segera berakhir dan ketidakpuasan pada bentuk tubuhnya akan menetap untuk
seumur hidup.
•
Kesederhanaan
Remaja yang penampilannya menarik akan
beruntung dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sosialnya. Kalau kesedehanaan
disertai dengan bentuk tubuh yang tidak sesuai seksnya maka remaja mengalami
bahaya fisik yang berat.
•
Sangat
menarik
Mempunyai bahaya fisik karena temam-teman,
terutama sesama jenis, menjadi cemburu dan iri hati.
Bahaya Psikologis
•
Perilaku
sosial
Remaja muda yang kurang yakin pada diri
sendiri dan pada status mereka dalam kelompok cenderung menyesuaikan diri
secara berlebihan, bila hal ini diteruskan sampai akhir masa dewasa, maka
menandakan ketidakmatangan.Ketidakmatangan akan menimbulkan diskriminasi.
•
Perilaku
seksual
Hal ini disebabkan karena penyesuaian dari
sikap bermusuhan dengan lawan jenis yang merupakan ciri akhir masa anak-anak
dan masa puber. Remaja yang meneruskan perasaan tidak senang ini akan dianggap
tidak matang dan menyebabkan terputusnya hubungan sosial remaja dengan sikap
dan perilaku terhadap lawan jenis yang sudah menjadi matang.
•
Perilaku
moral
Beberapa remaja mengabaikan peraturan dan
hukum-hukum. Remaja cenderung menganggap biasa hal-hal yang melanggar hukum.
•
Hubungan
keluarga
Hubungan keluarga yang buruk merupakan
bahaya psikologis pada tiap usia, terlebih pada masa remaja karena pada saat
ini remaja sangat tidak percaya diri dan bergantung pada keluarga untuk
memperoleh rasa aman. Remaja memerlukan bimbingan dan bantuan keluarga dalam
menguasai perkembangannya. Remaja yang hubungan keluarganya buruk biasanya akan
memiliki hubungan buruk dengan orang-orang diluar rumah. Hal ini menghambat
penyesuai sosial kurang baik.
Akibat ketidakmatangan
Remaja yang
mengetahui bahwa sikap dan perilakunya ”tidak matang” oleh kelompok sosial dan
yang menyadari bahwa orang lain memandangnya tidak mampu menjalankan peran dewasa
yang baik, akan mengembangkan dan menimbulkan rasa rendah diri.
Hambatan-Hambatan Umum Untuk Melaksanakan Peralihan ke Kematangan
•
Dasar
yang Buruk
Eisenberg:”Perkembangan
optimal dalam masa remja bergantung pada keberhasilan tugas perkembangan dalam masa
bayi dan masa kanak-kanak”
•
Terlambat Matang
Remaja yang terlambat matang tidak mempunyai banyak
waktu untuk menguasai tugas-tugas perkembangan masa remaja dibandingkan dengan
remaja yang matang lebih awal atau anak yang matangnya normal.
•
Terlalu
Lama diperlakukan seperti Anak-anak
Remaja yang
terlambat matang sering diperlakukan seperti anak-anak pada saat teman-teman
sebayanya diperlakukan sebagai orang yang hampir dewasa. Akibatnya remaja dapat
mengembangkan perasaan kurang mampu untuk memikul hak, keistimewaan, dan
tanggung jawab sejalan dengan kedewasaannya.
•
Perubahan Peran
Remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah segera
mengalami perubahan yang drastic. Ia harus menjalankan peran dewasa lebih
awaldibandingkan dengan teman sebaya yang melanjutkan pendidikan dan kurang
mempunyai kesempatan untuk mencegah peralihan yang lambat ke masa dewasa.
•
Ketergantungan yangTerlalu Lama
Keadaan ketergantungan yang terlampau lama, seperti
bila remaja melanjutkan pendidikan sampai awal masa dewasa, merupakan rintangan
dalam membuat peralihan ke masa dewasa. Anak perempuan, sebagai kelompok
cenderung dipaksa berada dalam keadaan ketergantungan yang terlalu lama
dibandingkan dengan anak laki-laki, oleh karena itu mereka mengalami hambatan
dalam melakukan peralihan ke masa
dewasa.
Tanda Bahaya yang Umum dari Ketidakmampuan
Penyesuaian Diri Remaja
•
Tidak bertanggungjawab
•
Agresif
dan terlalu yakin pada diri sendiri.
•
Perasaan tidak aman
•
Merasa
ingin pulang bila berada jauh dari lungkungan yang dikenal.
•
Perasaan menyerah.
•
Terlalu banyak menghayal untuk mengimbangi
ketidakpuasan.
•
Mundur ketingkat perilaku yang sebelumnya agar
disenangi dan diperhatikan.
•
Menggunakan
mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal, dan
mengalihkan.
KEBAHAGIAAN DALAM MASA REMAJA
Remaja
yang penyesuaian dirinya buruk cenderung tidak berbahagia. Remaja merasa tidak bahagia lebih sering
karena masalah pribadi dari pada masalah lingkungan. Remaja memiliki tingkat
aspirasi tinggi, yang tidak relistik bagi dirinya sendiri, dan bila prestasinya
tidak memenuhi harapan, akan timbul rasa tidak puas dan menolak diri sendiri.
Remaja akan merasa bahagia bila remaja merasa
cukup berhasil mengatasi masalah yang dihadapi dan kepercayaan pada
kemampuannya mengatasi masalah tanpa bantuan orang dewasa semakin meningkat.
Kalau remaja realistik tentang derajat penerimaan yang dapat mereka capai, dan
merasa puas pada orang-orang yang menerima mereka dan menunjukkan kasih sayang
pada orang-orang tersebut, kemungkinan untuk merasa bahagia akan meningkat.
Sebagian besar remaja menjadi lebih relistik dengan berjalannya masa remaja,
hal ini dapat menjelaskan mengapa ia cenderung berbahagia dan lebih puad dengan
kehidupannya dibandingkan ketika masih berada dalam periode tidak relistik
dalam awal masa remaja.
2.2. MASALAH
PADA REMAJA
Masalah – masalah Perkembangan Remaja yang
Sering Timbul
Masalah-masalah perkembangan remaja yang sering
timbul yaitu :
1. Gangguan perkembangan fisik
2. Gangguan perkembangan motorik
3. Gangguan perkembangan bahasa
4. Gangguan fungsi vegetatif
5. Kecemasan
6. Gangguan suasana hati (mood disorders)
7. Bunuh diri dan percobaan bunuh diri
8. Gangguan kepribadian yang terpecah
9. Gangguan perilaku seksual
10. Gangguan perkembangan perpasiv dan
psicosis
11. Disfungsi
neurodevelopmental pada usia sekolah
12. Kelainan syaraf dan psikiatri akibat
trauma otak
13. Penyakit psikosomatik
Beberapa Transisi yang Dihadapi pada Masa
Remaja
Ada beberapa transisi yang dihadapi
pada masa remaja, antara lain :
1. Transisi
dalam Emosi
Ciri utama remaja ádalah peningkatan
kehidupan emosinya dalam artisangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja
dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil
mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada
lingkungan sosialnya t5anpa mengabaikan keperluan dirinya.
2. Transisi
dalam Sosialisasi
Pada
masa remaja hal yang terpenting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan
dengan teman sebaya, baik dengan sejenis maupun lawan jenis.
3. Transisi
dalam Agama
Sering terjadi remaja yang kurang
rajinmelaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan
karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja
terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang
mulai kritis.
4. Transisi
dalam Hubungan Keluarga
Dalam statu keluarga yang terdapat anak
remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan
ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat
menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut
sebagai ciri yang wajar pada remaja.
5. Transisi
dalam Moralitas
Pada masa remaja terjadi peralihan
moralitas dari moralitas anak ke moralitas remajayang meliputi perubahan sikap
dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai
dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
Beberapa Faktor yang Menjadi Menjadi
Masalah pada Remaja
Beberapa faktor yang menjadi masalah pada
remaja antara lain :
1. Adanya perubahan-perubahan
biologis dan psikologis yang sangat pesat pada masa remaja yang akan memnerikan
dorongan tertentu yang sifatnya sangat kompleks.
2. Orang tua dan pendidik kurang siap
memberikan informasi yang benar dan tepat waktu, karena ketidaktahuannya.
3. Perbaikan gizi yang membuat
menais menjadi lebih dini. Banyaknya kejadian nikah muda terutama di daerah
pedesaan. Sebaiknya di kota, kesempatan untuk bersekolah dan bekerja menjadi
lebih terbuka bagi wanita dan usia menikah makin bertambah. Kesenjangan antara
menais dan umur nikah yang panjang, apalagi dalam suasana pergaulan yang makin
bebas tidak jarang menimbulkan masalah bagi remaja.
4. Membaiknya sarana komunikasi dan
transportasi akibat kemajuan teknologi menyebabkan membanjirnya arus informasi
dari luar yang sulit sekali diseleksi.
5. Pembangunan ke arah
industrialisasi disertai dengan pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya
urbanisasi, berkurangnya sumber daya alam dan terjadinya perubahan tata nilai,.
Ketimpangan sosial dan individualisme seringkali memicu terjadinya perubahan
konflik perorangan maupun kelompok lapangan kerja yang kurang memadai dapat
memberikan dampak yang kurang baik bagi remaja sehingga remaja akan menderita
frustasi dan depresi yang akan menyebabkan mereka mengambil jalan pintasdengan
tindakan yang bersifat negatif.
6. Kurangnya pemanfaatan penggunaan
sarana untuk menyalurkan gejolak remaja. Perlu adanya penyaluran sebagai
substitusi yang bersifat positif ke arah pengembangan ketrampilan yang
mengandung unsur kecepatan dan kekuatan, misalnya olahraga dan sebagainya.
KESEHATAN REMAJA
Kesehatan remaja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Kesehatan Fisis
Sebab-sebab morbiditas utama dalam adolesence adalah akibat dari
tingkah laku yang berbahaya, yaitu : Penggunaan bahan-bahan psikotropika, aktivitas
seksual dan kendaraan bermotor dengan akibat jangka pendek dan jangka panjang.
Selain itu juga penyakit penyakit seperti jerawat yang merupakan masalah kulit
yang paling mengganggu remaja dan ditemukan pada 80% remaja. Penyakit ini
merupakan gangguan pada kelenjar pilosebaseus yang ditandai dengan sumbatan dan
peradangan folikel. Jerawat
berkaitan dengan masalah kebersihan kulit, pola makan, hormonal, psikologis dan
infeksi bakteri.
Gangguan kesehatan lainnya
yaitu gangguan pada mata yaitu miopi dan cedera, gangguan pendengaran yaitu
konduktif, sensorineural, dan bentuk campuran dan karles dentis.
2. Masalah Perilaku
1. Pemakaian narkotik dan Zat adiktif lain
(NAZA)
Secara umum penggunaan NAZA pada remaja
merupakan resiko untuk menggunakan substansi lain. Dimulai dengan merokok atau
alkohol kemudian disusul dengan pemakaian marijuana, kemudian obat-obatan
lainnya termasuk heroin, kokain, sedative, stimulant dan lain-lain.
2. Perilaku yang menyebabkan kecelakaan
Sebab utama
kematian dalam masa remaja adalah cidera pada kecelakaan
yang
berkaitan dengan tingkah laku yang berbahaya, pembunuhan atau bunuh
diri.
3. Aktivitas Seksual
o Hubungan seksual sebelum menikah
Penelitian yang dilakukan oleh
Pusat Ekologi Kesehatan Badan Litbang Kesehatan Depkes RI tahun 1990 terhadap
siswa-siswa SMA di Jakarta dan Yogyakarta menyebutkan bahwa faktor utama yang
mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah adalah membaca
buku porno dan menonton blue film,
o Kaum Muda
Usia wanita saat pernikahan
pertama dapat mempengaruhi resiko kelahiran. Semakin muda usia saat pernikahan
pertama semakin besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu maupun anak.
o Penyakit Menular Seksual
Prevalensi PMS mencapai
puncaknya pada masa remaja akhir dan awal dewasa, kemudian menurun dengan cepat
dengan semakin bertambahnya umur. Pada remaja pria kasus terbanyak adalah
Uretritis gonore dan wanita adalah Bacterial vaginosis.
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA REMAJA
Masalah
psikososial remaja semakin mencemaskan seperti penyalahgunaan narkotika,
peri8laku seksual yang terbuka dan menyimpang, juga kehidupan malam. Masalah
psikososial dipengaruhi oleh pola asuh orang tua di masa anak pra remaja,
kematangan kepribadian, kesiapan remaja menghadapi tantangan pengaruh kelompok
usia serta bagaimana remaja mengisi waktu luang mereka.
Masa
remaja sendiri merupakan fase terakhir masa anak sebelum memasuki masa dewasa.
Dalam masa peralihan menuju kedewasaan , remaja mengalami perubahan-perubahan
fisik dan kejiwaan yang penting. Pada masa ini seakan-akan mengalami gejolak,
goncangan jiwa akibat dari konflik-konflik baik datang dari dalam diri maupun
dari lingkungan rumah atau sekolah dan masyarakat, hal tersebut akan
menimbulkan masalah bila konflik tidak diselesaikan secara konstruktif.
Masalah Umum Remaja
Masalah remaja timbul dari konflik-konflik
sebagai berikut :
1. Dari dirinya berupa tuntutan perkembangan
untuk mencari identitas diri
2. Lingkungan (orang tua, masyarakat) tidak
siapmenerima perubahan yang terjadi pada masa remaja.
Hal ini sangat dipengaruhi
oleh :
Faktor
biologi / genetik
Konstituisional
Pola
asuh orang tua semasa anak pra remaja
Faktor
psiko edukatif
Kematangan
kepribadian yang telah mampu dicapai anak waktu memasuki masa remaja
Kesiapan
remaja dalam menghadapi tantangan pengaruh teman sebaya dan pengaruh transisi
budaya akibat globalisasi
Bagaiman
remaja mengisi waktu luang mereka
Masalah yang Muncul pada Remaja
Masalah yang muncul berupa :
Kecemasan
Kesulitan
belajar
Menarik
diri
Psikosomatik
Depresi
Kebingungan
Gangguan
perilaku
Berkelahi,
tawuran
Melanggar
hukum
Prikosa
Ketergantungan
narkotika, dan zat adiktif, dan sebagainya
Gangguan
jiwa dari ringan sampai berat
Dan
lain-lain
Penanganan
Penanganan masalah remaja perlu dilakukan
secara komprehensif. Sebelum menentukan penatalaksanaan perlu dilakukan
penilaian yang komprehensif dan cermat faktor-faktor mana yang melatarbelakangi
masalah remaja.
Farmakoterapi
Hanya
diberikan atas indikasi / kapan diperlukan
Anti
cemas
Bila
disertai kecemasan
Anti
Depresan
Bila ada
faktor depresi yang cukup bermakna melatarbelakanginya.
Anti
psikotik
Bila ada
gangguan psikotik
Psikoterapi
Dalam memberikan psikoterapi perlu
terjalin hubungan timbal balik antara terapis dan remaja dengan bersikap empati
pada remaja sehungga terjalin suatu kepercayaan remaja kepada terapis.
Ini bertujuan untuk memberi kesempatan untuk
ventilasi. Kuatkan egonya agar dapat mengatasi masalah, kemudian menumbuhkan
kesadaran diri tentang kemandirian dan tanggung jawab, juga cita-cita masa
depan.
Terapis perlu memberikan hubungan timbal
balik dengan bersikap empati terhadap orang tua, dengan harapan orang tua mampu
menjadi terapis bagi anaknya. Dan ini bertujuan untuk ventilasi mengungkapkan
kejengkelan, kekuatiran serta rasa marah tanpa menyalahkan mereka, perlu
diingatkan bahwa menjadi orang tua bukanlah sesuatu hal yang mudah, seringkali
karena kurang pengertian, caranya justru salah walaupun tujuannya baik,
mendukung remaja untuk menemukan dirinya agar orang tua mampu menciptakan
suasana yang aman dan nyaman dengan bersikap :
Menerima
remaja apa adanya
Memberi
perhatian dan menghargai remaja
Memberi
kepercayaan
Tegas
terhadap tingkah laku anak yang tidak benar
Melatih
mandiri
Orang
tua harus sejalan dalam mendidik remaja
Memberi
kesempatan remaja mengungkapkan perasaannya dan orang t5ua mau mendengarkan dan
mengerti permasalahannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAN SARAN
Masa
remaja berlangsung dari saat individu menjadi matang secara seksual sampai usia
delapan belas tahun.
Masa
remaja merupakan masa perubahan, usia bermasalah, usia saat dimana individu
mencari identitas, usia yang menakutkan, usia tidak realistik dan usia di
ambang dewasa.
Banyak
remaja mencapai usia kematangan resmi dengan beberapa tugas perkembangan masa
remaja yang belum selesai dikuasai sehingga mereka membawa banyak tugas yang
belum terselesaikan ke masa dewasa.
Pertumbuhan
fisik dipengaruhi oleh seks dan usia kematangan sehingga banyak menimbulkan
keprihatinan bagi anak laki-laki dan perempuan.
Perubahan
sosial yang penting dalam masa remaja meliputi meningkatnya pengaruh kelompok
sebaya, pola perilaku sosial yang lebih matang, pengelompokan soaial baru dan
nilai – nilai baru dalam pemilihan teman dan pemimpin, dan dalam dukungan
sosial.
Minat
yang paling penting dan universal remaja masa kini terbagi dalam tujuh
kategori, minat rekreasi, minat pribadi dan sosial, minat pada pendidikan,
minat pada pekerjaan, minat agama, dan minat pada simbol status.
Perubahan
bentuk dalam moralitas selama masa remaja terdiri dari mengganti konsep-konsep
moral khusus dengan konsep-konsep moral tentang benar dan salah yang bersifat
umum, membangun kode moral berdasarkan pada prinsip-prinsip moral individual,
dan mengendalikan perilaku melalui perkembangan
hati nirani.
Ada
banyak akibat dari penggolongan peran seks pada remaja, yang terpenting di
antaranya adalah perasaan keunggulan pria, prasangka seks, prestasi rendah
dalam berbagai kegiatan yang dianggap tidak sesuai dengan peran seks, dan takut
akan berhasil pada anak perempuan karena kemungkinan akan menghadapi noda dalam
ketidakpautan seks.
Hubungan
antara remaja dengan anggota-anggota keluarga cenderung merosot pada awal masa
remaja meskipun hubungan-hubungan ini seringkali membaik menjelang berakhirnya
masa remaja, terutama hubungan remaja-remaja putri dengan anggota-anggota
keluarganya.
Meskipun
sebagian besar remaja ingin sekali memperbaiki kepribadian dengan harapan
meningkatkan status mereka di dalam kelompok sosial, namun banyak kondisi yang
mempengaruhi konsep diri berada di luar pengendalian mereka.
Di
antara beberapa bahaya fisik pada masa remaja, bunuh diri menjadi semakin
sering dan serius, meskipun bahaya fisik lain seperti kecanggungan bentuk tubuh
yang tidak sesuai dengan seksnya dan kesederhanaan begitu sering diabaikan.
Bahaya
psikologis utama dari masa remaja berkisar di sekitar kegagalan melaksanakan
peralihan ke arah kematangan, yang merupakan tugas perkembangan terpenting dari
masa remaja.
Bidang-bidang
di mana ketidakmatangan disebabkan kegagalan melakukan peralihan ke perilaku
yang lebih matang yang paling umum adalah perilaku sosial, seksual dan moral,
dan ketidakmatangan dalam hubungan keluarga. Bila ketidakmatangan tampak jelas,
maka dapat menimbulkan penolakan diri yang merusak penyesuaian pribadi dan
sosial.
Sebagian
besar orang dewasa mengenang masa remaja sebagai masa yang tidak berbahagia.
Sejumlah telaah tentang masa remaja menunjukkan bahwa hal ini berlaku selama
awal masa remaja, tidak selama akhir masa remaja.
Masa
remaja merupakan masa perkembangan yang cukup serius. Orang tua juga harus ikut
andil dalam penanganan masalah remaja ini. Sebab perhatian orang tua mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan remaja/ anaknya.
SUMBER : Arsip Kuliah Aya.
SUMBER : Arsip Kuliah Aya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trims ya sudah berkenan ninggalin jejak di Memories of My Life .n_n.