SALAM MESSAGE .n_n.

Rabu, 23 Januari 2013

PERKEMBANGAN MASA REMAJA DAN BERBAGAI MASALAH REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN 
Masa remaja merupakan masa dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannyauntuk mencapai integrasi dalam hubungan soaial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.
               
Masa remaja merupakan masa yang labil,dengan kata lain masa remaja salah satunya dicirikan dengan masa yang bermasalah. Maksudnya masa-masa remaja merupakan masa-masa yang menimbulkan banyak masalah, dalam sudut pandang apapun, baik sosial, ekonomi, agama, dan sebagainya.

Di sini tak hanya akan dibahas mengenai perkembangan masa remaja tetapi juga berikut dengan berbagai masalah yang disebabkan maupun dihadapi oleh remaja pada masa sekarang ini.

Dalam era modern banyak pengaruh dari perkembangan teknologi yang semakin canggih (Televisi, Video, Internet, dan sebagainya) sehingga cepat memperoleh informasi, hal tersebut memberiakn dampak positif dan negatif terhadap perkembangan anak, terutama pada masa remaja. Yang terpenting adalah remaja mampu menyari8ng apa yang berguna dan patut ia contoh dan apa yang berpotensi dapat merugikan yang harus dijauhi.
  
BAB II
PEMBAHASAN
MASA REMAJA

2.1.   PERKEMBANGAN MASA REMAJA
      Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, social dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan :
“Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yangkhas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini”.
Menurut hukum Amerika saat ini, individu dianggap dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun bukan 20 tahun seperti sebelumnya. Budaya kawula muda dalam masyarakat Amerika berbangga diri karena berbeda dengan budaya orang dewasa. Konformitas terhadap standar kawula muda mempunyai dua efek yang serius dan mendasar. Pertama, konformitas menyebabkan alienasi (keterasingan) dan protes terhadap budaya dewasa. Kedua, konformitas merupakan persiapan yang buruk untuk memasuki masyarakat dewasa yang ditandai oleh nilai-nilai dewasa.


TAHUN-TAHUN MASA REMAJA
Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Secara umum, masa remaja menjadi dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal masa remaja dan akhir masa remaja. Garis pemisah antara masa awal masa dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia 17 tahun, usia saat mana rata-rata setiap remaja memasuki sekolah menengah atas (SMA). Rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan, maka periode awal masa remaja anak laki-laki lebih singkat meskipun pada usia 18 tahun sudah dianggap dewasa. Namun, dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun. Awal masa remaja disebut “usia belasan”, kadang-kadang disebut “usia belasan yang tidak menyenangkan”. Akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum.

CIRI – CIRI MASA REMAJA
1.         Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
            Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Keduanya sama-sama penting. Dalam membahas akibat fisik pada masa remaja, Tanner mengatakan :
”Bagi sebagian besar anak muda, usia antara 12 tahun dan 16 tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Tak dapat disangkal, selama kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua setelah kelahiran, perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan dengan kagum, senang atau takut”.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja.

2.         Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
                        Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang serta akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Menurut Osterrieth, “struktur psikis anak remaja berasal dari masa kanak-kanak, dan banyak ciri yang umumnya dianggap sebagai ciri khas masa remaja sudah ada pada akhir masa kanak-kanak”..

3.         Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat peruahan fisik. Ada empat perubahan yang sama dan hampir bersifat universal. Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Keempat, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.

4.         Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Ada dua alasan penyebab kesulitan tersebut. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak,masalah kanak-kanak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru.

5.         Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Erikson menjelaskan pencarian identitas mempenagruhi perilaku remaja :
” Dalam usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan yang baru, para remaja harus memperjuangkan kembali perjuangan tahun-tahun lalu, meskipun untuk melakukannya mereka harus       menunjuk secara artifisial orang-orang yang baik hati untuk berperan menjadi musuh. Mereka selalu siap untuk menempatkan idola dan ideal mereka sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir. Identifikasi yang sekarang terjadi dalam bentuk identitas ego adalah lebih dari sekedar penjumlahan identifikasi masa kanak-kanak”.
Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian, dan pemilikan barang-barang lain yang mudah terlihat.

6.         Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal. Adanya keyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja, membuat peralihan ke masa dewasa menjadi sulit.

7.         Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, apalagi dalam hal cita-cita. Pada akhir masa remaja, anak laki-laki maupun perempuan sering terganggu oleh idealisme yang berlebihan  bahwa mereka harus melepaskan kehidupan yang bebas bila mencapai status orang dewasa.

8.         Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa. Remaja menganggap perilaku seperti merokok, minum minuman keras, dan sebagainya dapat memberikan citra yang mereka inginkan.

PERUBAHAN FISIK SELAMA MASA REMAJA
Variasi dalam Perubahan Fisik
Dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan individual. Perbedaan seks sangat jelas meskipun anak laki-laki memulai pertumbuhan pesatnya lebih lambat daripada anak perempuan, pertumbuhan anak laki-laki berlangsung lebih lama sehingga pada saat matang biasanya laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
Akibat dari usia kematangan anak perempuan pada perbandingan tubuh tiga gadis usia delapan belas tahun yang matang pada usia yang berbeda dan dengan kecepatan perkembangan yang berbeda pada saat masa pertumbuhan berakhir.
Perbedaan individual juga dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak yang matangnya terlambat cenderung mempunyai bahu yang lebih lebar dan pada anak yang matang lebih awal. Tungkai kaki anak yang matang lebih awal cenderung pendek gemuk, tungkai kaki anak yang matangnya terlambat cenderung lebih ramping. Anak perempuan yang matang lebih awal lebih berat, lebih tinggi dan lebih gemuk dibandingkan dengan anak perempuan yang matangnya tenlambat.

Efek Perubahan Fisik
Dengan berkurangnya perubahan fisik, kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umumnya menghilang karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar.
Anak laki-laki umumnya menunjukkan peningkatan kekuatan yang terbesar setelah usia 14 tahun dan belum mencapai kekuatan maksimum sebelum berusia 21 atau 22 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan sampai usia
14 tahun dan kemudian ketinggalan, umumnya mencapai kekuatan maksimum kira-kira pada 17 tahun.

Perubahan Tubuh Selama Masa Remaja
·          Perubahan Eksternal
- Tinggi
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia 17 dan 18 tahun, dan rata-rata anak laki-laki kira-kira 1 tahun sesudahnya.
- Berat
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi.
- Proporsi Tubuh
Anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.
- Organ Seks
Organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
- Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.

·          Perubahan Internal
- Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
- Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja pada usia 17 atau 18 tahun, beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
- Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahun; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
- Sistem Endokrin
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa remaja.
- Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan, selain tulang, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

Keprihatinan akan Perubahan Fisik
§  Keprihatinan akan Kenormalan
Akan terus berlangsung sampai perubahan fisik pada permukaan tubuh berakhir dan sampai para remaja merasa yakin bahwa tubuh mereka sesuai dengan norma kelompok seks mereka.
§  Keprihatinan akan Kepatutan Seks
Sangat menonjol pada masa puber, terus berlangsung sampai pertumbuhan dan perkembangan ciri seks primer dan sekunder berakhir sehingga remaja mempunyai kesempatan untuk melihat apakah tubuh mereka sesuai dengan standar budaya kepatutan seks.
§  Keprihatinan akan Pertumbuhan Tubuhnya
Kesadaran akan adanya reaksi sosial terhadap berbagai bentuk tubuh menyebabkan remaja prihatin akan pertumbuhan tubuhnya yang tidak sesuai dengan standar budaya yang berlaku.
§  Keprihatinan timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial.
Para remaja menyadari bahwa mereka yang menarik biasanya diperlakukan dengan lebih baik daripada mereka yang kurang menarik.

KEADAAN EMOSI PADA MASA REMAJA
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan “ suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki – laki dan perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak – kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan – keadaan itu.
Sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan hadapan sosial yang baru. Misalnya, masalah yang berhubungan dengan percintaan merupakan masalah yang pelik pada periode ini. Bila kisah cinta berjalan lancar, remaja merasa bahagia, tetapi mereka menjadi sedih bilamana percintaan kurang lancar. Demikian pula, menjelang berakhirnya masa sekolah para remaja mulai mengkhawatirkan masa depan mereka.
            Menurut Gesell dan kawan – kawan, remaja 14 tahun sering kali mudah marah, mudah diransang dan emosinya cenderung ”meledak”, tidak berusaha megendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja 16 tahun mengatakan bahwa mereka “tidak punya keprihatinan”.

Pola Emosi pada Masa Remaja
Pola emosi masa remaja adalaah sama dengan pola emosi masa kanak – kanak (lihat kotak 5 – 4). Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat, dan khususnya pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Misalnya perlakuan sebagai “ anak kecil” atau secara “tidak adil” membuat remaja sangat marah dibandingkan dengan hal – hal lain.
Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dan dengan cara gerakan amarah yan meledak – ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicaa, atau dengan suara keras mengritik orang yang meyebabkan amarah. Remaja juga iri hati terhadap orang yang memiliki benda lebih banyak. Ia tidak mengeluh dan meyesali diri sendiri. Remaja suka bekerja sambilan agar dapat memperoleh uang untuk membeli barang yang diinginkan atau bila perlu berhenti sekolah untuk mendapatkannya.

Kematangan Emosi pada Remaja
            Anak laki – laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak “ meledakkan “ emosinya di hadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk menungkapkan emosinya dengan cara – cara yang lebih dapat diteima.

Ada dua cara menyalurkan emosi, yaitu :
1)      Dengan cara membicarakan pelbagai masalah pribadinya dengan orang lain.
2)      Dengan menggunakan katarsis emosi ( kepuasan emosi ) , contohnya dengan cara latihan fisik yang berat, bermain atau bekerja, tertawa atau menangis.

PERUBAHAN SOSIAL
Salah satu tugas perkembangan remaja tersulit adalah penyesuaian sosial untuk berhubungan dengan lawan jenis dan orang dewasa di luar lingkungan keluarga atau sekolah yang belum pernah ada.

Kesulitan penyesuaian diri remaja itu karena:
l  Meningkatnya pengaruh kelompok sebaya
l  Perubahan dalam prilaku sosial
l  Pengelompokan sosial yang baru
l  Nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan,dukungan dan penolakkan sosial,seleksi pemimpin.

Horrocks dan Benimoff (67) menjelaskan pengaruh kelompok sebaya pada masa remaja :
Kelompok sebaya merupakkan dunia nyata kawula muda, yang menyiapkan panggung dimana ia dapat menguji diri sendiri dan orang lain. Di dalam kelompok sebaya ia merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya, disinilah ia dinilai oleh orang lain yang sejajar dengan dirinya dan yang tidak dapat memaksakkan sanksi-sanksi dunia orang dewasa yang justru ingin dihindari. Kelompok sebaya memberikan sebuah dunia tempat kawula muda dapat melakkukan sosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman-teman seusianya. Jadi, didalam masyarakat sebaya inilah remaja memperoleh dukungan untuk memperjuangkan emansipasi dan disitu pulahlah ia dapat menemukan dunia yang memungkinkannya bertindak sebagai pemimpin apabila ia mamppu melakkukanya.Kecuali itu, kelompok sebaya merupakan hiburan utama bagi anak-anak belasan tahun. Berdasarkan alasan tersebut kelihatanlah kepentingan vital masa remaja bagi remaja bahwa kelompok sebaya terdiri dari anggota-anggota tertentu dari teman-temannya yang dapat menerimanya dan yang kepadanya ia sendiri bergantung   

Pengaruh kelompok Sebaya berkurang disebabkan oleh:
l  Kemandirian
l  Pemilihan sahabat

Perubahan dalam Perilaku Sosial
1.      Hubungan heteroseksual
2.      Mulai berpartisipasi sosial untuk mengembangkan kompetensi dan wawasan sosial
3.      Berkurang atau bertambahnya diskriminasi dan prasangka selama masa remaja karena pengaruh lingkungan

Pengelompokkan Sosial Baru
l  Teman dekat adalah sesama seks dua atau tiga orang sahabat karib  yang mempunyai minat dan kemampuan sama, dapat saling mempengaruhi walau terkadang bertengkar.
l  Kelompok kecil, biasanya dari kelompok-kelompok teman dekat terdiri dari seks sama tetapi kemudian meliputi kedua jenis seks
l  Kelompok besar, terdiri dari beberapa kelompok kecil dan teman dekat. Kurangnya penyesuaian minat sehingga terdapat jarak sosial
l  Kelompok yang terorganisasi, dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial remaja yang tidak klik dengan kelompok besar
l  Kelompok geng adalah remaja yang tidak klik dengan kelompok besar atau organisasi, danminat utamanya adalah menghadapi penolakkan teman-teman melalui perilaku antisosial

Friedman dkk (51)
Kekuasaan yang mempengaruhi anggota-anggota geng jalanan hampir menuntut pengawasan mutlak dari kelompok terhadap perilaku seseorang. Hanya diperlukan sedikit contoh untuk menyakinkan setiap anggota kelompok bahwa mereka harus menikuti keputusan geng, atau kalau tidak, mereka harus menghadapi akibat yang lebih parah.

Nilai Baru dalam Memilih Teman
Menurut Joseph
          “            Seseorang yang dapat dipercaya, seseorang yang dapat diajak bicara, seseorang yang dapat diandalkan.”

Nilai Baru dalam Penerimaan Sosial
l  Sindroma penerimaan, sifat atau pola prilaku yang disenangi sehingga remaja dapat diterima
l  Sindroma alienasi, penolakkan sifat atau pola prilaku sehingga menjauhkan remaja dari teman-teman sebayanya

Kondisi-Kondisi yang Menyebabkan Remaja Diterima atau Ditolak

Ditinjau
dari
Sindroma Penerimaan
Sindroma Alienasi
Kesan pertama
menyenagkan
Kurang baik
Reputasi
sportif
Tidak sportif
Penampilan diri
Sesuai standar
Tidak Sesuai standar
Perilaku sosial
Kerja sama, tanggung jawab, panjang akal, kesenangan bersama orang lain, bijaksana dan sopan
Menonjolkan diri, menggangu  dan menggertak orang lain, senang memerintah, tidak dapat bekerja sama, dan kurang bijaksana
Matang
Mampu mengendalian emosi
Ketidakmatangan emosi
Sifat kepribadian
Penyesuaian sosial baik, seperti jujur, setia, tidak mementingkan diri dan ekstraversi
Menggangu orang lain, mementingkan diri sendiri, keras kepala, gelisah, dan mudah marah
Status sosial ekonomi
Sama atau sedikit di atas
Di bawah
Tempat tinggal
Dekat
Terpencil

Nilai Baru dalam Memilih Pemimpin
Nilai baru dalam memilih pemimpin dilihat dari faktor:
1.    Kepribadian
Bertanggungjawab, lebih ekstrovert, lebih semangat, banyak akal, dapat mengambil inisiatif, emosi stabil, penyesuaian diri baik, orang yang berbahagia dan hanya mempunyai sedikit kecendrungan neurotik
2. Fisik
3. Penampilan
4. Aktif
5. Status sosial

BEBERAPA MINAT REMAJA
            Dalam kebudayaan Amerika saat ini tidak ada minat remaja yang bersifat universal. Adapun minat remaja bergantung pada intelegensi, lingkungan dimana ia hidup, kesempatan untuk mengembangkan minat, minat-minat teman sebaya, status dalam kelompok sosial kemampuan bawaan, minat keluarga, dan banyak faktor lain.
Semua remaja muda sedikit banyak memiliki minat dan ia juga memiliki minat-minat khusus tertentu yang terdiri dari berbagai kategori , yang terpenting diantaranya adalah :
1. Minat rekreasi
2. Minat sosial
3. Minat pribadi
4. Minat pada pendidikan
5. Minat pada pekerjaan
6. Minat pada agama
7. Minat pada simbol status

Minat Rekreasi       
Selama masa-masa remaja, remaja cenderung menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanantenaga dan berhenti dari perkembangan kesukaan akan rekeasi yang didalamnya ia bertindak sebagai pengamat pasif.
Karena banyak tekanan yang berasal dari tugas-tugas sekolah, tugas-tugas rumah, kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dan pekerjaan sesudah sekolah atau pekerjaan-pekerjaan pada akhir pekan, sebagian besar remaja tidak mempunyai banyak waktu lagi unruk rekreasi seperti ketika mereka masih muda.

Beberapa contoh minat rekreasi, antara lain :
      Permainan
Remaja mulai menyukai olahraga tontonan. Permainan-permainan yang menuntut keterampilan intelektual sperti permainan kartu, bertambah populer.
      Bersantai
Remaja gemar bersantai-santai dan mengobrol dengan teman-teman. Remaja yang lenih besar merokok, minum-minuman keras atau minum obat-obatan terlarang.
      Bepergian
Remaja senang bepergian selama libur dan ingin pergi jauh-jauh dari rumah.
      Dansa
Meskipun banyak anak laki-laki tidak menyenangi dansa, tetapi mereka, seperti halnya anak perempuan, berusaha menjadi pedansa yang baik karena dansa merupakan bagian yang penting dari kencan.  
      Membaca
Remaja cenderung lebih menyukai majalah daripada buku-buku.
      Menonton
Menonoton film merupakan kegiatan klik yang digemari dan selanjutnya menjadi kegiatan berkencan yang populer.
      Radio dan Kaset
Remaja gemar mendengarkan radio dan tape recorder atau kaset sambil belajar atau mengikuti bentuk-bentuk hiburan untuk seorang diri.
      Televisi
Menonton televisi lama kelamaan tidak menarik  karena acara dianggap tidak berbobot dan menganggap menonton dianggap mengganggu aktivitas belajar.
      Melamun
Melamun merupakan bentuk rekreasi yang polpuler diantara apabila mereka merasa bosan atau kesepian .

Minat Sosial
Minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja untuk mengembangkan minat tersebut dan pada kepopulerannya dalam kelompok.
Minat-Minat Sosial yang Umum pada Remaja
      Pesta
Minat ini tampak pada usia sekitar 13 atau 14 tahun. Sepanjang masa remaja anak perempuan lebih menyukai pesta daripada anak laki-laki.
      Minum-minuman Keras
Minuman keras pada saat berkencan atau pesta semakin bertambah populer selama masa remaja.
      Percakapan
Setiap remaja memeperoleh rasa aman bila berada diantara teman-teman yang membicarakan hal-hal yang menarik, dimana mereka bisa mengeluarkan isi hati dan memperoleh pandangan baru terhadap masalah yang dihadapi.
      Menolong Orang Lain
Banyak kawula muda sangat beminat untuk menolong mereka yang merasa dirinya tidak dimengerti, diperlakukan kurang ng baik atau yang merasakan tertekan.
      Peristiwa Dunia
Minat Ini diungkapkan terutama melaui bacaan dan pembicaraan-pembicaraan dengan teman-teman, guru-guru, dan orang tua.
      Kritik dan Pembaruan
Kritik-kritik mereka biasanya bersifat merusak, bukan kritik membangun, dan usul-usul untuk memperbaiki biasanya tidak praktis.

Minat-minat Pribadi
Minat pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di kalangan kawula muda. Adapun sebabnya adalah mereka sadar bahwa dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial dan banyaknya uang yang dibelanjakan.

Minat pada Penampilan Diri
Minat pada penampilan diri tidak hanya mencakup tetapi juga mencakup perhiasan pribadi, kerapihan, daya tarik dan bentuk tubuh yang sesuai dengan seksnya.
Menurut Cross (29), kecantikan dan daya tarik fisik sangat penting bagi umat manusia. Dukungan sosial, popularitas, pemilihan teman hidup dan karier dipengaruhi oleh daya tarik seseorang.
Kernan (83) menekankan nilai sosial dari penampilan diri sebagai berikut, dalam perkembangan anak-anak, penampilan diri terutama dihadapan  teman-teman sebaya merupakan petunjuk yang kuat dari minat remaja dalam sosialisasi.
                                          
Minat pada Pakaian
Karena penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian sosial sangat dipengaruhi oleh sikap teman-teman sebaya terhadap pakaian, maka sebagian besar remaja berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki kelompok dalam hal berpakaian.
Ryan (137) mengatakan salah satu persyaratan utama dalam hal berpakaian bagi kawula muda adalah bahwa pakaian yang dikenakan harus disetujui oleh kelompok.
Penampilan yang menarik memudahkan mereka untuk mencari pekerjaan.

Minat pada Prestasi
Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan dan ketenaran. Prestasi yang baik menimbulkan harga diri dalam pandangan kelompok sebaya.

Minat pada Kemandirian
Keinginan yang kuat untuk mandiri berkembang pada awal masa remaja dan mencapai puncaknya menjelang periode ini berakhir.
Kalau orang dewasa yang berkuasa berangsur-angsur bersikap santai sehingga para remaja dapat membebaskan diri dari usaha mencapai sasaran/tujuan, biasanya pertentangan yang terjadi dibarengi sikap memberontak (8,49).

Minat pada Uang
Semua remaja lambat laun akan menemukan bahwa uang adalah kunci kebebasan.
Minat ini berkisar pada bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak mungkin, tanpa memeperdulikan jenis pekerjaan yang dilakukan.

Minat pada Pendidikan
Pada umumnya remaja muda mengeluh tentang sekolah dan tentang larangan-larangan pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib, makanan di kantin, dan cara pengelolaan sekolah.
 Besarnya minat remaja terhadap pendidikan dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau remaja menginginkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka pendidikan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya remaja menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang yang akan dipilihnya.

Ada tiga macam remaja yang tidak berminat pada pendidikan :
1.      Remaja yang orangtuanya memiliki    cita-cita tinggi yang tidak realistik   terhadap akademi, atletik atau prestasi sosial yang terus menerus mendesak untuk mencapai sasaran yang dkehendaki.
2.      Remaja yang kurag diterima oleh teman-teman sekelas, yang merasa tidak mengalami kegembiraan dalam kegiatan ekstrakulikuler.
3.      Remaja yang matang lebih awal yang merasa fisiknya jauh lebih besar dibandingkan teman-temannya dan penampilannya lebih tua dari usia yang sesungguhnya.

Minat pada Pekerjaan
Pada akhir masa remaja, minat pada karier seringkali menjadi sumber pikiran.
Thomas (158), mengatakan pada saat tersebut remaja belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan pekerjaan yang dicita-citakan.

Minat pada Agama
Bertentangan pada pandangan populer minat pada agamadan menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan.
Minat pada agama antara lain tampak dengan membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan perguruan tinggi, mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti berbagai upacara agama.
Menurut Wagner (170): banyak remaja menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari rangsangan emosiolnal dan intelektual. Para pemuda ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingin menerima begitu saja. Mereka an agama ingin menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna-berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.

Pola Perubahan Minat Religius, antara lain :
      Periode kesadaran religius
      Periode keraguan religius
      Periode rekonstruksi agama

Minat Simbol Status
Simbol status merupakan simbol prestise yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya lebih tinggi atau mempunyai status.
Selama masa remaja simbol status mempunyai empat fungsi :
1.      Menunjukkan pada orang-orang lain bahwa remaja mempunyai status sosial     ekonomi yang lebih tinggi daripada teman-teman lain dalam kelompok
2.      Bahwa remaja mencapai prestasi yang tinggi
3.      Bahwa remaja bergabung dengan kelompok merupakan anggota yang diterima kelompok karena penampilan atau perbuatan yang sama  dengan penampilan dan perbuatan anggota kelompok yang lain
4.      Bahwa remaja mempunyai status hampir dewasa di dalam masyarakat        
Kenikmatan tabu yang paling umum dilakukan remaja Amerika untuk melambangkan status hampir dewasa da untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok sebaya adalah hubungan seks sebelum menikah, merokok, minum-minuman keras, dan penggunaan berbagai macam obat-obatan. 

PERUBAHAN MORAL
          Salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membemtuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong dan diancam hukuman seperti yang telah dialami pada waktu anak-anak.
            Menurut Kohlberg (85), tahap perkembangan moral ketiga, moralitas pascakonvensional harus dicapai selama masa remaja. Tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari  dua tahap.
            Dalam tahap petama, individu yakin bahwa harus memungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar moral apabila hal ini menguntungkan anggota kelompok secara keseluruhan.
            Dalam tahap kedua, individu menyesuaikan diri dengan standar sosial dan ideal yang diinternalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap diri sendiri daripada sensor sosial. Dalam tahap ini moralitas didasarkan pada rasa hormat kepada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi.
            Sekalipun dengan dasar yang terbaik, ketiga tugas pokok dalam mencapai moralitas dewasa, yaitu mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.merumuskan konsep yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai pedoman perilaku dan melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri, merupakan tugas yang sulit bagi kebanyakan remaja.

Perubahan Konsep Moral
            Ada dua kondisi yang membuat pergantian konsep moral khusus ke dalam konsep yang berlaku umum tentang benar dan salah yang lebih sulit daripada yang seharusnya.
            Pertama, kurangnya bimbingan dalam mempelajari bagaimana membuat konsep beerlaku umum. Dan kondisi kedua yang membuat sulitnya penggantian konsep moral yang berlaku khusus dengan konsep moral yang berlaku umum berhubungan dengan jenis disiplin yang diterapkan di rumah dan di sekolah.


Pembentukan Kode Moral
            Pembentukan kode moral terasa sulit bagi remaja karena ketidak konsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketidakkonsistenan membuat remaja bingung dan terhalang dalam proses pembentukan kode moral yang tidak hanya memuaskan tetapi hanya akan membimbingnya untuk memperoleh dukungan sosial.

Peran Suara Hati dalam Pengendalian Perilaku
            Orang tua dan Guru tidak dapat mengawasi remaja dari dekat seperti yang dilakukan  ketika masih anak-anak. Oleh karena itu, sekarang remaja harus bertanggung jawab dalam pengendalian perilakunya sendiri.
            Telaah-telaah mengenai perkembangan moral telah menekankan bahwa cara yang efektif bagi semua orang untuk mengawasi perilakunya sendiri adalah melalui pengembangan suara hati, yaitu kekuatan ke dalam (bathiniah), yang tidak memerlukan pengendalian lahiriah.
            Dalam diri seseorang yang mempunyai moral yang matang selalu ada rasa bersalah dan malu. Namun, rasa bersalah berperan lebih penting daripada rasa malu dalam mengendalikan perilaku apabila pengendalian lahiriah tidak ada.

PERAN SEKS YANG DIAKUI SELAMA MASA REMAJA
            Tugas perkembangan kedua yang harus dikuasai remaja dalam masalah seks adalah belajar memerankan seks yang diakui. Tugas ini lebih sulit bagi banyak remaja, terutama bagi perempuan.
Penggolongan peran seks diakui lebih mudah bagi laki-laki daripada wanita. Pertama, sejak awal masa kanak-kanak laki-laki telah disadarkan akan perilaku seksual yang patut dan didorong untuk upaya penyesuaian diri dengan standar yang diakui. Kedua, dari tahun ke tahun laki-laki mengetahui bahwa peran pria memberi martabat yang lebih terhormat dari pada peran wanita.
             Anak perempuan sebaliknya sering memasuki masa remaja dengan membawa konsep peran wanita yang kabur. Itu terjadi karena, sebagaimana anak-anak, perempuan diperbolehkan tampil, bertindak, dan merasa seperti laki-laki tanpa adanya dorongan untuk bersikap “feminim”.
            Pelajaran pendidikan seks di SMP dan SMA penting untuk memupuk konsep mengenai peran pria dan wanita yang tradisional. Menurut Deutsch dan Gilbert, banyk remaja, sebagai akibat dari pendidikan seperti ini dan adanya tekanan teman-teman sebaya, terlebih dari lawan jenis, “ ditarik kear5ah yang berlawanan, yakni situasi mematangkan konflik”.
            Kalau gadis remaja memberontak terhadap peran wanita tradisional, mereka tidak saja ditolak oleh lawan jenis tetapi juga oleh gadis-gadis yang lain.
            Sebelum masa remaja berakhir, sebagian besar perempuan menerima dengan berat hati stereotip peran wanita sebagai perialku mereka sendiri dan berpura-pura menjadi sangat feminim.
Rosen dan Aneshensel menamakan sikap pura-pura feminim ini sebagai gejala bunglon (chameleon syndrome), yaitu kemauan untuk memainkan peran demi peran untuk menikmati dukungan sosial bagi kedua kelompok seks tersebut dan untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola lingkungan yang diakui tanpa mempertimbangkan perasaan-perasaan yang sebenarnya terhadap peran wanita tradisional.
Gadis remaja yang lebih tua tidak lagi tunduk atau berpura-pura menerima peran seks wanita tradisional. Mereka malah mereka mengharapkan, menuntut, dan mencapai peran yang lebih sederajat baik di sekolah, ditempat bekerja, maupun dirumah sendiri.

Efek Penggolongan Peran Seks pada Remaja
            Dari sebagian banyak akibat, ada empat yang bersifat sangat umum sehingga bersifat universal dalam kebudayaan Amerika saat ini, yaitu :
1.        Perasaan Superioritas Maskulin
Keunggulan maskulin biasanya diungkapkan dengan mengharapkan anak laki-laki berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan sosial, sekolah, ataupun masayarakat yang melibatkan kedua kelompuk seks.
2.        Prasangka Seks (Seks Bias)
Etaugh dan Rose, “Perasangka seks sudah terbentuk pada anak laki-laki dan perempuan sejak tahun awal masa remaja”.
Anak laki-laki suka merendahkan prestasi wanita, sedangkan anak laki-laki lebih halus pengungkapannya dengan jalan membesar-besarkan prestasinya.
Prasangka seks yang jarang merupakan ungkapan dari akibat penggolongan peran seks wanita.
3.        Prestasi Rendah
Cambell, “ Penurunan prestasi anak perempuan tampaknya karena ia menerima stereotip wanita yang antara lain beranggapan bahwa pandai bukanlah sifat “feminim”.
Diantara laki-laki terdapat banyak yang berprestasi rendah, bahkan lebih banyak dari anak perempuan. Ini adalah akibat dari rasa bosan atau pemberontakkan terhadap tekanan orang tua agar berhasil, bukan karena adanya keinginan untuk menunjukkan bahwa ia lebih rendah dari pada anak perempuan.
4.        Takut Berhasil
Dibalik prestasi yang rendah diantara anak perempuan terdapat rasa takut berhasil. Ketakutan  yang didasarkan pada anggapan bahwa keberhailan akan menghalangi diberikannya dukungan sosial oleh anak laki-laki dan meletakkan halangan yang sangt besar dalam proses mencari pasangan hidup.
Berprestasi rendah dan takut berhasil bukan merupakan ciri khas anak laki-laki. Menurut stereotip tradisional, berhasil merupakan ciri yang menonjol bagi pria.

HUBUNGAN KELUARGA
            Hubungan keluarga yang tidak harmonis adalah kesalahan dari kedua belah pihak. Sering kali orang tua memperlakukan anak remaja seperti ketika anak itu masih kecil. Masalah yang lebih penting lagi adalah apa yang disebut “kesenjangan sosial” antara remaja dan orang tua mereka. Kesenjangan sosial yang paling menonjol adalah terjadi di bidang norma-norma sosial.

Hubungan Keluarga yang Membaik
Hubungan remaja dan orang tua yang membaik bermula ketika orang tua mulai menyadari bahwa anak-anak mereka bukanlah anak kecil lagi. Pola yang sama dalam hubungan remaja dengan saudara kandungnya, dengan kakek, nenek, dan saudara lain.
Remaja yang lebih tua mengembangkan sikap seperti orang tua terhadap adik-adiknya, bahkan menerima lebih baik nenek-kakek dan keluarganya yang lain dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Perbedaan Seks dalam Hubungan Keluarga
Hubungan remaja dengan anggota keluarga yang wanita kurang baik dibandingkan dengan hubungan dengan anggota keluarga yang pria. Meskipun benar bahwa ibu cenderung lebih lunak terhadap anak laki-lakinya, namun ini merupakan salah satu perkecualian.
Hubungan yang ramah dengan saudara kandung sejenis sepanjang masa kanak-kanak sering kali berubah menjadi hubungan yang kurang baik dalam masa remaja.
Sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama masa remaja, yaitu
      Standar Perilaku
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda dan standar perilaku orang tua yang kuno harus menyesuaikan diri dengan yang modern.
      Metode Disiplin
Kalau metode disiplin yang digunakan orang tua dianggap “tidak adil” atau kekanak-kanakan” maka remaja akan memberontak
      Hubungan dengan Saudara Kandung
Remaja mungkin menghina adik-adiknya dan membenci kakak-kakaknya sehingga menimbulkan pertentangan ngan mereka dan juga dengan orang tua yang dianggap “pilih kasih”.
      Merasa Menjadi Korban
Remaja sering mersasa benci kalau status sosial ekonomi keluarga tidak memungkinkannya mempunyai simbol-simbol status yang sama dengan yang dimiliki teman-teman, seperti pakaian, mobil, dan sebagainnya; remaja tidak menyukai bila harus memikul tanggungjawab rumah tangga seperti merawat adik-adik; atau bila orang tua tiri masuk ke rumah dan mencoba “memerintah”. Hal ini tidak disukai orangtua dan menambah ketegangan hubungan orang tua dan remaja. 
      Sikap yang Sangat Kritis
Anggota keluarga tidakmenyukai sikap remaja yang terlampau kritis terhadap diri mereka dan terhadap pola kehidupan keluarga pada umumnya.
      Besarnya Keluarga
Dalam keluarga sedang (terdiri dari tiga atau empat anak) lebih sering terjadi pertentangan dibandingkan dengan dalam keluarga besar maupun keluarga kecil. Orang tua dalam keluarga besar tidak membenarkan adanya pertentangan, sedangkan dalam keluarga kecil remaja bersikap lebih lunak dan tidak merasa perlu untuk memberontak.
      Perilaku yang Kurang Matang
Orang tua sering mengembangkan sikap menghukum bila para remaja mengabaikan tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab atau membelanjakan uang semaunya. Remaja membenci sikap kritis dan menghukum ini.
      Memberontak terhadap Sanak Keluarga
Orang tua dan sanak keluarga menjadi marah bila remaja mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan bahwa pertemuan-pertemuan keluarga “membosankan” atau bila remaja menolak usul dan nasihat-nasihat mereka.
      “Masalah Palang Pintu”
Kehidupan sosial remaja yang baru dan yang lebih aktif dapat mengakibatkannya melanggar peraturan keluarga mengenai waktu pulang dan mengenai teman-teman dengan siapa ia berhubungan, terutama teman-teman lawan jenis.

PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Remaja belajar untuk memperbaiki kepribadian, dikagumi, dan meyenangkan dalam kelompok sosialnya.

Ada dua faktor yang menyebabkan remaja gagal dalam memperbaiki kepribadiannya, yaitu :
1)      Pola kepribadian yang terbentuk paada masa kanak – kanak mulai stabil dan cenderung menetap dengan hanya sedikit perbaikan, perubahannnya bersifat kuantitatif.
2)      Pengaruh lingkungan yang membentuk konsep diri.

Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri :
  1. Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang hamper dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan  sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang matang terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak; merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik, sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.
  1. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik.
  1. Kepatutan seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik, ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
  1. Nama dan julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada cemoohan.
  1. Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
  1. Teman – Teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara.Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan yang kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
  1. Kreatifitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya remaja yang sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
  1. Cita – cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaaan tidak mampu damn reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.

Konsekuensi Usaha untuk Memperbaiki Kepribadian
Konsekuensi usaha untuk memperbaiki kepribadian ada 4 yaitu :
Ø  Pertama, ia harus menentukan ideal – ideal yang realistik dan dapat mereka capai.
Ø  Kedua, reamaja harus membuat penilaian yang realistik mengenai kekuatan dan kelemahannya.
Ø  Ketiga, para remaja harus mempunyai konsep diri yang stabil.
Ø  Keempat dan yang paling penting, reamaja harus merasa cukup puas dengan apa yang mereka capai dan bersedia memperbaiki prestasi – prestasi di bidang – bidang yang mereka anggap kurang.

BAHAYA MASA REMAJA
Bahaya fisik tidak banyak lagi dan tidak sepenting bahaya psikologis meskipun masih tetap ada. Bahaya fisik penting terutama karena reaksi-reaksi psikologisnya.

Bahaya-Bahaya Fisik
         Kematian
Keadaan kesehatan remaja pada umunya baik, jadi kematian akibat penyakit tidak banyak lagi terjadi tetapi banyak disebabkan banyak kecelakaan.
         Bunuh diri
Penelitian menunjukkan bunh diri atau percobaan bunuh diri umumnya terjadi pada usia median (16 th) dan lebih banyak laki-laki. Remaja yang bunuh diri atau mencoba bunuh diri, sebelumnya mengalami alienasi sosial selama beberapa waktu lamanya dan banyak yang mengalami kekacauan keluarga atau maslah-maslah sekolah.
         Cacat fisik
Yang kurang mengganggu sepert gigi bengkok atau penglihatan kurang baik jarang menghambat remaja dalam pergaulannya. Namun cacat fisik yang parah seperti asma kronis merupakan bahaya fisik sekaligus psikologis.
         Kekuatan
Perumbuhan otot perempuan yang tidak sebanyak laki-laki akan menimbulkan perasaan kurang mampu bersaing dengan laki-laki dalam hal olah raga dan menyebabkan remaja perempuan rendah diri.
         Kecanggungan dan kekakuan
Bila perkembangan keterampilan tidak seperti remaja umumnya maka remaja
kurang dalam kehidupan sosialnya.
         Bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan seksnya
Ini menjadi masalah karena remaja dinilai dari penampilan diri dna remaja menyadari bahwa kenyataan masa pertumbuhan segera berakhir dan ketidakpuasan pada bentuk tubuhnya akan menetap untuk seumur hidup.
         Kesederhanaan
Remaja yang penampilannya menarik akan beruntung dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sosialnya. Kalau kesedehanaan disertai dengan bentuk tubuh yang tidak sesuai seksnya maka remaja mengalami bahaya fisik yang berat.
         Sangat menarik
Mempunyai bahaya fisik karena temam-teman, terutama sesama jenis, menjadi cemburu dan iri hati.

Bahaya Psikologis
         Perilaku sosial
Remaja muda yang kurang yakin pada diri sendiri dan pada status mereka dalam kelompok cenderung menyesuaikan diri secara berlebihan, bila hal ini diteruskan sampai akhir masa dewasa, maka menandakan ketidakmatangan.Ketidakmatangan akan menimbulkan diskriminasi.
         Perilaku seksual
Hal ini disebabkan karena penyesuaian dari sikap bermusuhan dengan lawan jenis yang merupakan ciri akhir masa anak-anak dan masa puber. Remaja yang meneruskan perasaan tidak senang ini akan dianggap tidak matang dan menyebabkan terputusnya hubungan sosial remaja dengan sikap dan perilaku terhadap lawan jenis yang sudah menjadi matang.
         Perilaku moral
Beberapa remaja mengabaikan peraturan dan hukum-hukum. Remaja cenderung menganggap biasa hal-hal yang melanggar hukum.
         Hubungan keluarga
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada tiap usia, terlebih pada masa remaja karena pada saat ini remaja sangat tidak percaya diri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman. Remaja memerlukan bimbingan dan bantuan keluarga dalam menguasai perkembangannya. Remaja yang hubungan keluarganya buruk biasanya akan memiliki hubungan buruk dengan orang-orang diluar rumah. Hal ini menghambat penyesuai sosial kurang baik.

Akibat ketidakmatangan
Remaja yang mengetahui bahwa sikap dan perilakunya ”tidak matang” oleh kelompok sosial dan yang menyadari bahwa orang lain memandangnya tidak mampu menjalankan peran dewasa yang baik, akan mengembangkan dan menimbulkan rasa rendah diri.

Hambatan-Hambatan Umum Untuk Melaksanakan Peralihan ke Kematangan
         Dasar yang Buruk
Eisenberg:”Perkembangan optimal dalam masa remja bergantung pada keberhasilan tugas perkembangan dalam masa bayi dan masa kanak-kanak”
         Terlambat Matang
Remaja yang terlambat matang tidak mempunyai banyak waktu untuk menguasai tugas-tugas perkembangan masa remaja dibandingkan dengan remaja yang matang lebih awal atau anak yang matangnya normal.
         Terlalu Lama diperlakukan seperti Anak-anak
Remaja yang terlambat matang sering diperlakukan seperti anak-anak pada saat teman-teman sebayanya diperlakukan sebagai orang yang hampir dewasa. Akibatnya remaja dapat mengembangkan perasaan kurang mampu untuk memikul hak, keistimewaan, dan tanggung jawab sejalan dengan kedewasaannya.
         Perubahan Peran
Remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah segera mengalami perubahan yang drastic. Ia harus menjalankan peran dewasa lebih awaldibandingkan dengan teman sebaya yang melanjutkan pendidikan dan kurang mempunyai kesempatan untuk mencegah peralihan yang lambat ke masa dewasa.
         Ketergantungan yangTerlalu Lama
Keadaan ketergantungan yang terlampau lama, seperti bila remaja melanjutkan pendidikan sampai awal masa dewasa, merupakan rintangan dalam membuat peralihan ke masa dewasa. Anak perempuan, sebagai kelompok cenderung dipaksa berada dalam keadaan ketergantungan yang terlalu lama dibandingkan dengan anak laki-laki, oleh karena itu mereka mengalami hambatan dalam melakukan peralihan ke  masa dewasa.

Tanda Bahaya yang Umum dari Ketidakmampuan Penyesuaian Diri Remaja
         Tidak bertanggungjawab
         Agresif dan terlalu yakin pada diri sendiri.
         Perasaan tidak aman
         Merasa ingin pulang bila berada jauh dari lungkungan yang dikenal.
         Perasaan menyerah.
         Terlalu banyak menghayal untuk mengimbangi ketidakpuasan.
         Mundur ketingkat perilaku yang sebelumnya agar disenangi dan diperhatikan.
         Menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal, dan mengalihkan.

KEBAHAGIAAN DALAM MASA REMAJA
         Remaja yang penyesuaian dirinya buruk cenderung tidak berbahagia. Remaja merasa tidak bahagia lebih sering karena masalah pribadi dari pada masalah lingkungan. Remaja memiliki tingkat aspirasi tinggi, yang tidak relistik bagi dirinya sendiri, dan bila prestasinya tidak memenuhi harapan, akan timbul rasa tidak puas dan menolak diri sendiri.
 Remaja akan merasa bahagia bila remaja merasa cukup berhasil mengatasi masalah yang dihadapi dan kepercayaan pada kemampuannya mengatasi masalah tanpa bantuan orang dewasa semakin meningkat. Kalau remaja realistik tentang derajat penerimaan yang dapat mereka capai, dan merasa puas pada orang-orang yang menerima mereka dan menunjukkan kasih sayang pada orang-orang tersebut, kemungkinan untuk merasa bahagia akan meningkat. Sebagian besar remaja menjadi lebih relistik dengan berjalannya masa remaja, hal ini dapat menjelaskan mengapa ia cenderung berbahagia dan lebih puad dengan kehidupannya dibandingkan ketika masih berada dalam periode tidak relistik dalam awal masa remaja.

2.2.         MASALAH PADA REMAJA
Masalah – masalah Perkembangan Remaja yang Sering Timbul
Masalah-masalah perkembangan remaja yang sering timbul yaitu :
1.      Gangguan perkembangan fisik
2.      Gangguan perkembangan motorik
3.      Gangguan perkembangan bahasa
4.      Gangguan fungsi vegetatif
5.      Kecemasan
6.      Gangguan suasana hati (mood disorders)
7.      Bunuh diri dan percobaan bunuh diri
8.      Gangguan kepribadian yang terpecah
9.      Gangguan perilaku seksual
10.  Gangguan perkembangan perpasiv dan psicosis
11.  Disfungsi neurodevelopmental pada usia sekolah
12.  Kelainan syaraf dan psikiatri akibat trauma otak
13.  Penyakit psikosomatik

Beberapa Transisi yang Dihadapi pada Masa Remaja
Ada beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja, antara lain :
1.   Transisi dalam Emosi
      Ciri utama remaja ádalah peningkatan kehidupan emosinya dalam artisangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya t5anpa mengabaikan keperluan dirinya.
2.   Transisi dalam Sosialisasi
      Pada masa remaja hal yang terpenting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya, baik dengan sejenis maupun lawan jenis.
3.   Transisi dalam Agama
      Sering terjadi remaja yang kurang rajinmelaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.
4.   Transisi dalam Hubungan Keluarga
      Dalam statu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.
5.   Transisi dalam Moralitas
      Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remajayang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.

Beberapa Faktor yang Menjadi Menjadi Masalah pada Remaja
Beberapa faktor yang menjadi masalah pada remaja antara lain :
1.   Adanya perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang sangat pesat pada masa remaja yang akan memnerikan dorongan tertentu yang sifatnya sangat kompleks.
2.   Orang tua dan pendidik kurang siap memberikan informasi yang benar dan tepat waktu, karena ketidaktahuannya.
3.   Perbaikan gizi yang membuat menais menjadi lebih dini. Banyaknya kejadian nikah muda terutama di daerah pedesaan. Sebaiknya di kota, kesempatan untuk bersekolah dan bekerja menjadi lebih terbuka bagi wanita dan usia menikah makin bertambah. Kesenjangan antara menais dan umur nikah yang panjang, apalagi dalam suasana pergaulan yang makin bebas tidak jarang menimbulkan masalah bagi remaja.
4.   Membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat kemajuan teknologi menyebabkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi.
5.   Pembangunan ke arah industrialisasi disertai dengan pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya urbanisasi, berkurangnya sumber daya alam dan terjadinya perubahan tata nilai,. Ketimpangan sosial dan individualisme seringkali memicu terjadinya perubahan konflik perorangan maupun kelompok lapangan kerja yang kurang memadai dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi remaja sehingga remaja akan menderita frustasi dan depresi yang akan menyebabkan mereka mengambil jalan pintasdengan tindakan yang bersifat negatif.
6.   Kurangnya pemanfaatan penggunaan sarana untuk menyalurkan gejolak remaja. Perlu adanya penyaluran sebagai substitusi yang bersifat positif ke arah pengembangan ketrampilan yang mengandung unsur kecepatan dan kekuatan, misalnya olahraga dan sebagainya.

KESEHATAN REMAJA
Kesehatan remaja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1.   Kesehatan Fisis
            Sebab-sebab morbiditas  utama dalam adolesence adalah akibat dari tingkah laku yang berbahaya, yaitu : Penggunaan bahan-bahan psikotropika, aktivitas seksual dan kendaraan bermotor dengan akibat jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu juga penyakit penyakit seperti jerawat yang merupakan masalah kulit yang paling mengganggu remaja dan ditemukan pada 80% remaja. Penyakit ini merupakan gangguan pada kelenjar pilosebaseus yang ditandai dengan sumbatan dan peradangan folikel. Jerawat berkaitan dengan masalah kebersihan kulit, pola makan, hormonal, psikologis dan infeksi bakteri.
            Gangguan kesehatan lainnya yaitu gangguan pada mata yaitu miopi dan cedera, gangguan pendengaran yaitu konduktif, sensorineural, dan bentuk campuran dan karles dentis.

2.   Masalah Perilaku
      1.   Pemakaian narkotik dan Zat adiktif lain (NAZA)
      Secara umum penggunaan NAZA pada remaja merupakan resiko untuk menggunakan substansi lain. Dimulai dengan merokok atau alkohol kemudian disusul dengan pemakaian marijuana, kemudian obat-obatan lainnya termasuk heroin, kokain, sedative, stimulant dan lain-lain.
2.      Perilaku yang menyebabkan kecelakaan
Sebab utama kematian dalam masa remaja adalah cidera pada kecelakaan
      yang berkaitan dengan tingkah laku yang berbahaya, pembunuhan atau bunuh
      diri.
3.      Aktivitas Seksual
o   Hubungan seksual sebelum menikah
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Ekologi Kesehatan Badan Litbang Kesehatan Depkes RI tahun 1990 terhadap siswa-siswa SMA di Jakarta dan Yogyakarta menyebutkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah adalah membaca buku porno dan menonton blue film,
o   Kaum Muda
Usia wanita saat pernikahan pertama dapat mempengaruhi resiko kelahiran. Semakin muda usia saat pernikahan pertama semakin besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu maupun anak.
o   Penyakit Menular Seksual
Prevalensi PMS mencapai puncaknya pada masa remaja akhir dan awal dewasa, kemudian menurun dengan cepat dengan semakin bertambahnya umur. Pada remaja pria kasus terbanyak adalah Uretritis gonore dan wanita adalah Bacterial vaginosis.


MASALAH PSIKOSOSIAL PADA REMAJA
            Masalah psikososial remaja semakin mencemaskan seperti penyalahgunaan narkotika, peri8laku seksual yang terbuka dan menyimpang, juga kehidupan malam. Masalah psikososial dipengaruhi oleh pola asuh orang tua di masa anak pra remaja, kematangan kepribadian, kesiapan remaja menghadapi tantangan pengaruh kelompok usia serta bagaimana remaja mengisi waktu luang mereka.
            Masa remaja sendiri merupakan fase terakhir masa anak sebelum memasuki masa dewasa. Dalam masa peralihan menuju kedewasaan , remaja mengalami perubahan-perubahan fisik dan kejiwaan yang penting. Pada masa ini seakan-akan mengalami gejolak, goncangan jiwa akibat dari konflik-konflik baik datang dari dalam diri maupun dari lingkungan rumah atau sekolah dan masyarakat, hal tersebut akan menimbulkan masalah bila konflik tidak diselesaikan secara konstruktif.

Masalah Umum Remaja
            Masalah remaja timbul dari konflik-konflik sebagai berikut :
1.      Dari dirinya berupa tuntutan perkembangan untuk mencari identitas diri
2.      Lingkungan (orang tua, masyarakat) tidak siapmenerima perubahan yang terjadi pada masa remaja.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh :
*      Faktor biologi / genetik
*      Konstituisional
*      Pola asuh orang tua semasa anak pra remaja
*      Faktor psiko edukatif
*      Kematangan kepribadian yang telah mampu dicapai anak waktu memasuki masa remaja
*      Kesiapan remaja dalam menghadapi tantangan pengaruh teman sebaya dan pengaruh transisi budaya akibat globalisasi
*      Bagaiman remaja mengisi waktu luang mereka


Masalah yang Muncul pada Remaja
Masalah yang muncul berupa :
*      Kecemasan
*      Kesulitan belajar
*      Menarik diri
*      Psikosomatik
*      Depresi
*      Kebingungan
*      Gangguan perilaku
*      Berkelahi, tawuran
*      Melanggar hukum
*      Prikosa
*      Ketergantungan narkotika, dan zat adiktif, dan sebagainya
*      Gangguan jiwa dari ringan sampai berat
*      Dan lain-lain

Penanganan
            Penanganan masalah remaja perlu dilakukan secara komprehensif. Sebelum menentukan penatalaksanaan perlu dilakukan penilaian yang komprehensif dan cermat faktor-faktor mana yang melatarbelakangi masalah remaja.
*      Farmakoterapi
Hanya diberikan atas indikasi / kapan diperlukan
*      Anti cemas
Bila disertai kecemasan
*      Anti Depresan
Bila ada faktor depresi yang cukup bermakna melatarbelakanginya.
*      Anti psikotik
Bila ada gangguan psikotik
*      Psikoterapi
      Dalam memberikan psikoterapi perlu terjalin hubungan timbal balik antara terapis dan remaja dengan bersikap empati pada remaja sehungga terjalin suatu kepercayaan remaja kepada terapis.
   Ini bertujuan untuk memberi kesempatan untuk ventilasi. Kuatkan egonya agar dapat mengatasi masalah, kemudian menumbuhkan kesadaran diri tentang kemandirian dan tanggung jawab, juga cita-cita masa depan.
   Terapis perlu memberikan hubungan timbal balik dengan bersikap empati terhadap orang tua, dengan harapan orang tua mampu menjadi terapis bagi anaknya. Dan ini bertujuan untuk ventilasi mengungkapkan kejengkelan, kekuatiran serta rasa marah tanpa menyalahkan mereka, perlu diingatkan bahwa menjadi orang tua bukanlah sesuatu hal yang mudah, seringkali karena kurang pengertian, caranya justru salah walaupun tujuannya baik, mendukung remaja untuk menemukan dirinya agar orang tua mampu menciptakan suasana yang aman dan nyaman dengan bersikap :
*      Menerima remaja apa adanya
*      Memberi perhatian dan menghargai remaja
*      Memberi kepercayaan
*      Tegas terhadap tingkah laku anak yang tidak benar
*      Melatih mandiri
*      Orang tua harus sejalan dalam mendidik remaja
*      Memberi kesempatan remaja mengungkapkan perasaannya dan orang t5ua mau mendengarkan dan mengerti permasalahannya.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

*      Masa remaja berlangsung dari saat individu menjadi matang secara seksual sampai usia delapan belas tahun.
*      Masa remaja merupakan masa perubahan, usia bermasalah, usia saat dimana individu mencari identitas, usia yang menakutkan, usia tidak realistik dan usia di ambang dewasa.
*      Banyak remaja mencapai usia kematangan resmi dengan beberapa tugas perkembangan masa remaja yang belum selesai dikuasai sehingga mereka membawa banyak tugas yang belum terselesaikan ke masa dewasa.
*      Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh seks dan usia kematangan sehingga banyak menimbulkan keprihatinan bagi anak laki-laki dan perempuan.
*      Perubahan sosial yang penting dalam masa remaja meliputi meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, pola perilaku sosial yang lebih matang, pengelompokan soaial baru dan nilai – nilai baru dalam pemilihan teman dan pemimpin, dan dalam dukungan sosial.
*      Minat yang paling penting dan universal remaja masa kini terbagi dalam tujuh kategori, minat rekreasi, minat pribadi dan sosial, minat pada pendidikan, minat pada pekerjaan, minat agama, dan minat pada simbol status.
*      Perubahan bentuk dalam moralitas selama masa remaja terdiri dari mengganti konsep-konsep moral khusus dengan konsep-konsep moral tentang benar dan salah yang bersifat umum, membangun kode moral berdasarkan pada prinsip-prinsip moral individual, dan mengendalikan perilaku melalui  perkembangan hati nirani.
*      Ada banyak akibat dari penggolongan peran seks pada remaja, yang terpenting di antaranya adalah perasaan keunggulan pria, prasangka seks, prestasi rendah dalam berbagai kegiatan yang dianggap tidak sesuai dengan peran seks, dan takut akan berhasil pada anak perempuan karena kemungkinan akan menghadapi noda dalam ketidakpautan seks.
*      Hubungan antara remaja dengan anggota-anggota keluarga cenderung merosot pada awal masa remaja meskipun hubungan-hubungan ini seringkali membaik menjelang berakhirnya masa remaja, terutama hubungan remaja-remaja putri dengan anggota-anggota keluarganya.
*      Meskipun sebagian besar remaja ingin sekali memperbaiki kepribadian dengan harapan meningkatkan status mereka di dalam kelompok sosial, namun banyak kondisi yang mempengaruhi konsep diri berada di luar pengendalian mereka.
*      Di antara beberapa bahaya fisik pada masa remaja, bunuh diri menjadi semakin sering dan serius, meskipun bahaya fisik lain seperti kecanggungan bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan seksnya dan kesederhanaan begitu sering diabaikan.
*      Bahaya psikologis utama dari masa remaja berkisar di sekitar kegagalan melaksanakan peralihan ke arah kematangan, yang merupakan tugas perkembangan terpenting dari masa remaja.
*      Bidang-bidang di mana ketidakmatangan disebabkan kegagalan melakukan peralihan ke perilaku yang lebih matang yang paling umum adalah perilaku sosial, seksual dan moral, dan ketidakmatangan dalam hubungan keluarga. Bila ketidakmatangan tampak jelas, maka dapat menimbulkan penolakan diri yang merusak penyesuaian pribadi dan sosial.
*      Sebagian besar orang dewasa mengenang masa remaja sebagai masa yang tidak berbahagia. Sejumlah telaah tentang masa remaja menunjukkan bahwa hal ini berlaku selama awal masa remaja, tidak selama akhir masa remaja.
*      Masa remaja merupakan masa perkembangan yang cukup serius. Orang tua juga harus ikut andil dalam penanganan masalah remaja ini. Sebab perhatian orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan remaja/ anaknya.

SUMBER : Arsip Kuliah Aya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trims ya sudah berkenan ninggalin jejak di Memories of My Life .n_n.