SALAM MESSAGE .n_n.

Kamis, 03 Januari 2013

STEP BY STEP

Originally Created by Aya

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Aya cukup pusing dengan banyaknya pekerjaan yang musti Aya selesaikan. Untungnya skripsi tinggal menunggu koreksi dari Ibu PS, jadi yang masih mengganggu pikiran Aya adalah hal lain yang sebenarnya tidak lebih penting dari skripsi, tapi (cukup) mendesak..

Oke, kita list satu per satu ya..

1. "ANAK-ANAK" Aya.. (BUKU)
Mereka masih dalam proses "dandan". Saat ini baru 1/3 dari total yang harus dijilid selotip.. Setelah dijilid selotip, step selanjutnya adalah memotong plastik untuk sampulnya. Setelah memotong plastik untuk semua sampulnya, Aya musti merapikan plastiknya satu per satu sekaligus langsung menyampul rapi mereka.. Naaah, ternyata, masih ada 35an buku yang belum diapa-apakan (di luar yang di atas), belum dikasih biodata (karena sengaja masih belum dibuka bungkus plastiknya -dikarenakan selotip yang tersedia kurang dari cukup, Aya masih butuh 3 lusin lagi selotip diameter 8 cm untuk menyelesaikan seeeeemuanya termasuk yang masih dibungkus plastik. Dan plastik meterannya, kira-kira kurang 10 meter. Yang tersedia baru 6 meter). Kalau belum dikasih biodata otomatis belum dijilid selotip apalagi disampul plastik ^_^ Masih buanyak kan yang musti Aya kerjakan. Sementara, mereka sudah bertumpuk rapi di atas karpet di kamar Aya.. Waaah, butuh perhatian lebih niiih... 

Apabila ada pertanyaan "mengapa ga disampul satu per satu aja, maksudnya kalau beli satu langsung sampul dsb", maka Aya akan menjawab, capek berbongkar dengan plastiknya.. Plastik yang sudah dibuka gulungannya, akan lecek dan hal-hal yang lecek bikin Aya tak tertarik lagi dengannya. Dan Aya juga kurang suka berulang-ulang kali capek, lebih baik sekali capek (untuk urusan ini). Biasanya Aya ngerjain ini 1 sampai 2 minggu untuk kurang lebih 100an buku. Dibilang capek, ya pasti. Tapi ya resiko kalau mau awet dan jaga barang yang kita sendiri yang inginkan... Betul? Aya juga kepengen ke Sumber Mas biar langsung beli banyak selotipnya (3 lusin) beserta plastik meteran yang jauh lebih murah dibanding di sini (di Indralaya semeter Rp 6.000,-, sedangkan di Palembang Rp 3.000,-. Lebih baik 30000nya buat Ongkos Aya pulang pergi Indralaya -saat memang buanyak keperluan yang beda jauh harganya jika ada di Palembang, kecuali kalau Aya sangat tidak sempat dan badan tidak memungkinkan untuk ke sana). 

Untuk masalah beli dimana antara Palembang dan Indralaya ini sebenarnya tergantung sikon ^_^ Pernah disindir Mas. Waktu itu lagi nanya "Mas dimana dan lagi apa?" Beliau jawab, "Mas lagi di kosan. Mau ke pasar". Aya tanya lagi "Mau beli apa?" "Beli shampo" Aya langsung ngomel-ngomel "Ya ampuuun, emangnya ga ada yang jualan shampo ya di sekitaran Madang?" "Haha. Ga. Kayak orang tuuuh, yang mau beli perlengkapan rumah tangga aja musti ke Jhon" :D Toeng. Jadi malu. Keikut-ikut Dekki sih Aya. Tapi ya karena harga yang bueeeddda jauhh dan barangnya lebih lengkap dibanding di sini. Ya, apa daya... Kepengen sih nitip, tapi apa orang MAU bawain barang kita berat-berat? Haha.. *Think. (btw, kok jadi ngga nyambung yaaaa.. hahaa. Sekali menyelam, minum air deh :p)

2. SAMPEL BISNIS ^_^
Begitu banyak ide berseliweran di kepala.. Begitu besar hasrat untuk bereskperimen dengan semua bahan yang sejak lama Aya stok (Kamar Aya kayak Toko, Komplit isinya Hahaha.. Mau apa? Toko pernak pernik, Toko Buku, Toko Boneka, Toko Baju, kamar Aya Aya desain sedemikian nyaman untuk Aya ngapain Aya biar Aya betah. Aya betah berhari-hari di kamar. Dan Aya ga suka diberantakin :D Aya langsung badmood kalau liat kamar berantakan, apalagi kalau pergi dalam keadaan kamar berantakan, pulang-pulang capek, maunya lihat yang bening-bening, maunya langsung tiduran di kasur, kenyataannya harus "capek" melihat kondisi yang kayak kapal pecah, hahahah. Biasanya kayak kapal pecah karena terburu-buru dikejar waktu mau apaa gitu -ada janji-) Tapi dikarenakan perlengkapannya masih belum memadai tempatnya (Aya butuh rak untuk menyusun mereka rapi biar ga susah ngambil dan nyusunnya), dan luasnya kamar yang biasanya terlihat kosong, enak buat guling-guling, sambil baca buku atau melakukan hal lainnya, sekarang ini penuh dengan buku-buku yang belum terselesaikan "dandan"nya ^_^ Jadi malu...

Aya sudah kebelet launching.. Kebelet pengen belajar menghasilkan uang selain dari jualan dan dapet royalti kecil-kecilan dari antologi (ini mah ga usah disebut, namanya juga masih indie TAPIIII, ini akan jadi langkah awal untuk menjadi langkah menuju PENCAPAIAN YANG LEBIH BESAR. Aaamiiin Insyaallah). Hmm. Aya mulai BERANI nih. Dulunya Aya MALU dengan hal-hal seperti ini. Malu dengan hal-hal yang berkaitan dengan jualan. Tapi, sejak dengan Mas, kok Aya jadi kepengen dan tertarik ya? Mas tu nggak GENGSIAN orangnya. Dia blak-blakan mengutarakn keinginannya yang dulunya Aya sempat malu (andai Aya begini, apakah orang malu berteman dengan Aya, itu yang Aya fikirkan). Tapi sejak dia blak-blakan pengen bisnis ini, coba ini coba itu, usaha ini itu, berani rugi (dengan perhitungan tentunya), Aya jadi salut dan malah tertantang. Aya kepengen bisa nyari uang lewat jalan ini. Mimpi Aya saat masih kecil yang sempat Aya pendam karena gengsi malah semakin mencuat ke permukaan. Aya seperti mendapat support yang LUAR BIASA BESAR... 

Aya sudah punya logonya (sudah paten yaaaa), sudah punya labelnya, sudah punya sticker alamatnya, sudah punya price tagnya, sudah punya notanya, namecard, de el el. Tinggal nyiapin sampelnya. Makanya, memanfaatkan waktu yang ada sebaik-baiknya.. Semoga berkah dan lancar. Tunggu aja launchingnya yaaa ^_^ Sabar... Sudah tertunda sejak bulan Oktober.. Insyaallah ada waktu yang tepat dan terbaik kata Allah. aamiin. ^_^9 semangatttt!

3. "MELALAP" BUKU BACAAN KOLEKSI AYA
Membaca buku adalah hobi Aya sejak kecil. Sejak TK tepatnya. Entah mengapa Aya jadi gila membaca. Padahal di rumah tak pernah ada bacaan seperti sekarang ini. Dulu kepengen baca majalan bobo saja susaaaah sekali untuk punya sendiri. Bapak selalu bilang, tak ada jatahnya Nak untuk membeli majalah anak-anak untuk kalian. Rajin-rajin saja berkunjung ke perpustakaan atau pinjam dengan teman yang rutin berlangganan Bobo. Jadinya Aya rajin ke perpus saat SD. Aya kenyang baca majalah Andaka dan Bobo yang tersedia di sana (walaupun bekas dan edisi yang sudah sangat lama, tak ada edisi baru). Kemudian Aya punya Tante (Aya panggil Bu Cak, ayuknya Mamak), yang mengajar di SD dan beliau juga sangat senang membaca. Cak sering membawakan kami majalah Andaka yang dipinjamnya di sekolah tempat beliau mengajar. Senangnya hati Aya kalau Cak sudah berkunjung ke rumah dan membawa setumpuk bacaan. Aya selalu tergila-gila dan "rakus" sama cerpen, dll yang ada di majalan anak-anak. Kemudian Aya juga punya sepupu yang bisa dibilang sangat "mampu" dan berada, orangtuanya selalu membelikannya majalah Bobo sejak dia belum sekolah. Keren ya. Jadi saat Aya kelas 2 SD, dia kelas 1 SD, Majalah Bobonya segunungggg, buanyak bangeeeet, sampai kenyang baca buanyak cerpen, iseng-iseng, tak disangka dan macam-macam rubrik lainnya.

Huahh... Alhamdulillah banyak teman yang dengan senang hati meminjamkan majalah kepunyaannya untuk Aya baca.. Aya ga bisa menahan untuk tidak membaca. Aya haus dan lapar bacaan. Saat kelas 5 SD, Aya mulai belajar membeli sendiri saat Aya kepengen majalah Bobo. Malu meminjam terus. Tak enak dengan teman-teman. Ya, apa daya. Uang jajan pas-pasan. Bahkan bisa dibilang tak ada. Seringkali sejak kelas 1 SD Aya merayu Bapak setiap ada abang-abang tukang jual koran yang lewat memamerkan majalah Bobo. Hiks. Kalau ingat rasanya ingin menangis sesak, karena tak ada uang untuk membelinya. Sedihnya... Hiks... Aya suka Bobo karena banyak bonusnya, banyak cerita-cerita keren, gambar-gambarnya menarik (dari sinilah Aya belajar menggambar), buanyaj banget ilmu dan buanyak informasi mengenai dunia luar. Jadi walaupun tidak tinggal di kota besar seperti Jakarta, Aya tahu apa saja yang terjadi si sana, karena diliput dalam majalah Bobo.

Mulai SMP, Aya sudah bisa membeli sendiri apa yang Aya mau (buku nomor satu). Aya diberikan Bapak ilmu tentang Al Quran, sehingga buanyak sekali ajang-ajang MTQ dan sejenisnya yang Aya ikuti dan meraih banyak juara. Kemudian Aya juga suka menyanyi, jadilah Aya diajak di Grup Sholawat dan Qasidah milik seorang Ustadz temen Bapak. Walau bayarannya tak seberapa, tapi Aya bersyukur karena Aya jadi bisa menabung, sekaligus melatih suara Aya, dateng ke walimahan tiap minggu, menyenangkan :D. Biasanya uang-uang itu Aya sisihkan, Aya simpan di dompet, Ay juga bisa membeli Bobo, tapi karena Aya sudah SMP, maka Aya berganti selera (ikut-ikutan teman, hahahaha, mulai remaja, jadi bacaannya mulai meremaja), Aya selalu menyisihkan untuk membeli majalah Aneka Yess, Annida dan Muslimah untuk yang islami, kemudian untuk Tabloid ada Gaul dan Keren Beken. Ini Aya ikut-ikutan teman sekelas. Mereka agak pelit dengan tabloid dan majalah koleksi mereka tapi ada 1 yang buaeeeek buangeeet, Dek Okta (Okta Lindari), dia selalu beli tiap edisi Aneka Yess dan Gaul, dan dia selalu dengan senang hati meminjamkan majalah dan tabloid koleksinya ke Aya.. Subhanallah deh. Aya betah... Kalau masih SD dulu Kak Put (Putri Mairindri), kolektor Bobo.

Kalau sekarang giliran Adek Cheil, apa aja Bapak belikan buatnya termasuk kami ayuk-ayuknya, buku apa aja kami belikan biar dia suka baca. Masalahnya  Bobo yang setiap minggu Bapak beli tak pernah disentuhnyaaa.. Duhh kesaal kalau liat Dd, habisnya dulu Aya setengah mati merayu kepengeeeen banget baca, tapi ga ada uangnya buat beli. Sekarang apa aja dibelikan untuknya, dia malah tak gubris sedikitpun. Dasar anak-anak. >.<

Sejak SMP Aya jadi beli buku-buku bacaan sendiri. Novel pertama yang Aya beli punya Adziemattinur Siregar (Zhizhii Siregar) anaknya Bunda Pipiet Senja, judulnya CoBoy Lemot (Cover Boy Lemot), ini Novel Komik, dan dari sinilah Aya cintaaaaaaaaaaaa sama buku (kan sebelumnya suka baca majalah). Saat itu mulai ngoleksi buku. Trus Nomik yang lain adalah Serial Olin. Aya sayaaang banget sama buku-buku Aya yang tak seberapa banyak (karena tak seberapa banyak itulah jadi sayang banget). tapi buku itu dibawa Dekki ke Pondok dan pulangnya sudah hancur berkeping-keping. Sungguh tak jaga perasaan orang. *Masih anak-anak. Apa aja dikasih sama temen-temennya, sampe ngga mikir itu punya Ayuknya dan Ayuknya sayang banget sama buku yang dibeli dari uang hasil Juara MTQ. Ckckck.. Sedih kalo inget. Sejak saat itu Dekki jadi sering beli buku saat ada bazar di Pondok Pesantrennya, dan selalu diberikannya untuk Aya.. ^_^ Awalnya Bapak dan Mamak protes karena uang Aya Aya belikan buku setiap Aya ikut kegiatan sekolah, MTQ dsb di luar kota (selalu ada tambahan koleksi buku) dan oleh-oleh lainnya.. Ckckc. Tapi apa daya kalau anaknya udah cinta sama buku, mau bilang apa.. Hihihi. gak bisa dihalang-halangi. Aya makin gila buku... Begitu pula saat SMA, sampai saat ini, sudah hampir lulus S1 dan jadi Sarjana Pendidikan...

Koleksi buku Aya terus bertambah.. Tapi ga sembarangan orang Aya kasih pinjem buku Aya. Aya kapok. Pernah Aya beri seorang teman kepercayaan. Buat minjem novel. Ga dikasih ntar dibilang pelit. Tapi Aya hanya ga mau hasil pengorbanan Aya dirusak dan ga dijaga sama yang minjem (biasanya orang ni kalau minjem, diliat teman yang lain mau minjem juga, tapi ga izin sama kita, jadi buku kita 1 yang minjem secara resmi, tapi yang megangnya bukan dia aja, tapi buanyak bergantian bergiliran tanpa sepengetahuan kita.. Huhu). Sedih banget. Buku yang Aya rawat, Aya sampul, Aya jilid rapi, dan raknya selalu Aya bersihkan secara berkala biar bukunya ga rusak, berdebu dan dimakan rayap, ketika sampai di tangan Aya setelah berbulan-bulan dipinjam, datang dengan kertas yang sudah keriting, luntur (basah ketumpahan air), kotor, dan jelek banget. Kalau itu catatan sekolah Aya, Aya udah ga mau pegang dan ga tertarik bacanya kalau saja ga inget di situ semua catatan buat Aya belajar. Y.Y Sedih deh. Trus pernah juga, minjamnya ke Dekki, ya siiih takut ga Aya kasih. Aya overprotective sama barang-barang Aya. Barang-barang Aya tu uang dikasih Bapak dan Mamak, dan Aya rela GA JAJAN, demi memiliki mereka. Biar Aya ga minjem-minjem punya orang (karena Aya juga akan merasa bersalah apabila Aya merusak barang yang Aya pinjam dari orang lain,SIAPAPUN).Pulang-pulang ke tangan Aya sudah lipat sana sini, covernya sudah terlipat, sepertinya dibaca sambil dibawa tidur, dan ketindih sana sini saat tidur. Sedddiiiiiih. Ga ikhlas lagi minjemin buku Aya ke orang-orang yang ga jaga kepercayaan apalagi yang dah merusak kepercayaan Aya.. Hiks.. Aya sangat teliti dan rapi kalau pinjam barang orang. Aya rawat seperti sayangnya Aya sama barang kepunyaan Aya sendiri. Aya rawat sebaik-baiknya, jangan sampai saat Aya kembalikan orang kecewa dan kapok meminjamkannya pada Aya. Tapi ternyata kebanyakan orang malah melupakan itu. Sedihnyaa.. 

Sebenarnya bukan hanya buku, hal lain pun sama. Dulu orang sesuka hati memakai digital camera Aya... Pinjam teruuus, sebulan full, bawa keluar kota, luar sumatera sampe ke Jawa, dsb, pulang-pulang adaaaaaaaaaaa aja ilangnya. Benciii. Aya kalau baru beli kan masih diplastik rapi. Bahkan saat Aya pinjamkan ke teman yang mau pinjam pun, plastiknya berlapis-lapis seperti saat Aya baru dapet dari tokonya. Saking sayangnya Aya sama kamera yang Aya beli pake uang MTQ Mahasiswa Nasional di Aceh juga celengan Aya dari Uang saku yang dikirim Bapak. Gimana rasanya?Pulang-pulang barang kita ga pake baju lagi. Kapok. Sangat kapok. Minjemnya pun bukan ke Aya, tapi ke Dekki. Dekki tu orangnya polos, ga bisa nolak, dia suka ga sadar kalo barang itu BUKAN MILIK DIA. Ckckckc. Dan orang-orang memanfaatkan ke-POLOS-an dia. Sejak saat itu, Aya jadi mikir-mikir mau meminjamkan hasil tabungan Aya itu sama orang. Orang-orang yang ga pandai megang amanah. Kapooook. Orang-orang yang hanya mau memanfaatkan orang lain. Kalau mau make terus kenapa tidak menyisihkan uang dan beli sendiri ya.. Ckckc. Padahal MAMPU. Kapok. Ga rapi sama sekali. Waaa, Aya jadi curhat (dan RADA KETUS, maaf yaa). Gapapa ya, Jadikan pembelajaran. ^_^ Sejak saat itu mereka SEGAN sama Aya. Syukurlah akhirnya mereka mengerti dan belajar menghargai.  Hati-hati aja sama barang yang bukan milik kita. Aya aja sama barang-barang Mas duuuh Aya hati-hati banget,, Mulai dari printer, scanner, digital camera, seeemuanya, bahkan bukunya (histologi). Semuanya Aya jaga. Aya ga mau orang hilang kepercayaan pada Aya. Ga mauuuuu.

Balik ke koleksi buku Aya tadi, beberapa antologi Aya pun masih ada yang belum dibaca. Yang pasti bacaan-bacaan itu selalu Aya sempatkan "makan" saat Aya luang... ^_^ Kalau buku ini makanan, Aya pasti sudah genduuut. :D

4. MENGISI BLOG AYA
Nahhh iniii.. Buanyak banget hal yang ingin Aya post. Apalagi yang berkaitan sama biologi. File-file kuliah yang masih tersimpan rapi di netbook Aya ni.. Ingiiin Aya bagi.. Juga beberapa naskah tulisan yang sudah dibukukan.. Tapi belum sempat juga. Beginilah kalau perfeksionis. Mau melakukan satu hal saja, mikirnya puanjang minta ampun, Daan saat mikir yang panjang itu, ketemu macem-macem hal, kurang ini, kurang itu, seperti itu juga Aya ngerjain skripsi.. Hmm. Itulah yang menyebabkan Aya terkesan Lama, kata Mas. Mas sering bilang Aya ni terlalu menuntut untuk hasil perfeksionis. Padahal Aya merasa biasa saja. Aya tidak bisa mengerjakan asal tapi beres. Aya bukan kayak Mas. Mas yang asal-asal aja baik, nah Aya bisa HANCUUUR... Hhoohoh. Jadi segala langkah yang Aya ambil, adalah hal yang sudah berulang-ulang kali Aya fikirkan hingga Aya mengatakan ya. Tidak gampang memberikan keputusan... Hmm.. Jadi sabar yaa menunggu postingan-postingan dari Aya ^_^

5. BERBAGAI JANJI 
Mau bikinin souvenir khitanan Adek (sempet ngga yaaaa, hiksssssssssss..), Trus mau bikinin kenang-kenangan buat seorang Ibu yang punya bayi beumur 8 bulan).. Dan lain-lain..

6. NASKAH TULISAN 
Ada beberapa naskah tulisan Aya yang ditunggu, Untungnya deadlinenya diperpanjang hingga pertengahan dan akhir bulan ini.. Jadi Aya masih punya waktu ^_^ TETEP SEMANGAT..

Oke, begitu banyak daftar pekerjaan di luar skripsi yang butuh perhatian Aya, tentunya Aya lirik setiap Aya selesai mengerjakan skripsi, dan Aya berusaha menyelesaikan ini semua dalam selang waktu antara Aya mengantarkan makalah dengan kembali bertemu Ibu untuk bimbingan (Aya bimbingan, kerjaan Aya dibawa pulang dulu, kurleb seminggu, baru bimbingan).

STEP BY STEP. Begitu banyak hal yang meminta perhatian untuk diselesaikan. Tentunya tak boleh merusak hal yang menjadi prioritas utama Aya saat ini. Saat penat, ingin sekali kabur dan main ke tempat teman (di IAIN, Eliya), tapi Palembang Indralaya yang sedang macet-macetnya hingga perjalanan menempuh waktu 7-9 jam sekali jalan, hiksss, bikin Aya was-was mau berangkat. Aya selalu berdoa agar saat Aya ada urusan di palembang, tak Aya alami macet selama itu. 5 menit macet pun sudah kayak ikan asin di dalam bus, apalagi berjam-jam tak sampai-sampai. Padahal biasanya hanya satu jam.. 

JUST DO IT STEP BY STEP. SANTAI TAPI PASTI. Never Lose Hope, coz ALLAH is Always by your side, INSYAALLAH... SEMANGAAAAAT... ^_^9




Langkah-langkah kecil ini, akan mengawali langkah-langkah besar.. Dan ...


marathon setelahnya, untuk menjadi SEORANG JUARA... ^_^

SEMANGAT UNTUK MEMULAI, WALAU MEMANG MEMULAILAH YANG PALING BERAT.. DAN SAAT SUDAH MULAI, TERUSLAH BERGERAK, JANGAN PERNAH BERHENTI, KARENA SEKALI BERHENTI, KAU AKAN TERJATUH DAN BERAT UNTUK BERGERAK MEMULAI LANGKAH KEMBALI...  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trims ya sudah berkenan ninggalin jejak di Memories of My Life .n_n.